BOJONEGORO, MEMORANDUM - Lapangan Minyak Banyu Urip yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengalirkan minyak mentah melalui pipa sepanjang 72 km dari Bojonegoro hingga Tuban. Pipa melewati area pertanian, pemukiman penduduk, jalan, sungai, lahan perhutani, dan fasilitas publik lainnya. Pipa yang ditanam di kedalam 1,5 - 2 meter itu harus dijaga untuk keselamatan masyarakat dan lingkungan.
“Koordinasi dan sinergi sangat penting untuk memastikan jalur pipa aman,” ungkap Kepala Bidang Infrastruktur Kewilayahan dan Ekonomi BAPPEDA Bojonegoro, Ramada H.M dalam Lokakarya Keamanan dan Keselamatan Jalur Pipa Minyak Lapangan Banyu Urip kemarin, di ruang pertemuan Creative Room, Lantai 6 Gedung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Ramada menilai Lapangan Banyu Urip sebagai aset yang harus dijaga bersama. Jangan sampai operasinya terhambat karena pembangunan di sektor lain.
Selama ini, kata Ramada, pembangunan di Bojonegoro bertumpu pada proyek minyak dan gas. Industri ini telah berkontribusi terhadap semua sektor pembangunan. Baik infrastruktur maupun sumber daya manusianya.
BACA JUGA:Hadir di Pekan Batik Daerah, Omset Perajin Batik Binaan EMCL Melonjak
“Saya berharap acara ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi semua dinas dan instansi terkait untuk dapat melakukakan singkronisasi dan koordinasi dengan EMCL dalam pelaksanaan pembangunan yang bersinggungan dengan Jalur Pipa Darat EMCL, agar pelaksanaan pembangunan tidak membahayakan keamanan jalur pipa,” tutur Ramada.
Pada kesempatan tersebut hadir manajemen ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), SKK Migas, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPU SDA), DPU Cipta Karya, DPU Bina Marga, Dinas Pemberdayaan dan Desa, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Cabang Dinas Kehutanan, Balai Besar Bengawan Solo, PT PLN, Perhutani, dan PDAM.
“Sinergi dan koordinasi semua pihak sangat penting dalam menjaga keselamatan masyarakat di jalur pipa,” ucap Nuri Setyaningrum, perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Menurutnya, diskusi dan sosialisasi akan terus dilakukan. Semua pemangku kepentingan dan masyarakat harus faham mana yang harus dihindari dan mana yang boleh dilakukan. Pertukaran informasi antar instansi juga diperlukan untuk menghindari aktivitas yang membahayakan pipa minyak.
BACA JUGA:Kapolsek Padangan Dampingi SKK Migas-EMCL Jakarta ke TK Kemala Bhayangkari 66 Padangan
“Saya berterima kasih kepada Bapak Ibu sekalian yang terus membangun komunikasi ini,” imbuh Nuri.
EMCL, di bawah pengawasan SKK Migas, memprakarsai acara tersebut sebagai pertemuan rutin untuk memastikan semua pihak faham dan terhubung satu sama lain. Sehingga komunikasi terus terjaga. EMCL juga bekerjsama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat INSPEKTRA untuk melaksanakan program pengawasan jalur pipa berbasis masyarakat. Sebuah program yang mengintegrasikan pendampingan pertanian dengan sosialisasi keselamatan di area sekitar pipa.
Juru bicara dan humas EMCL, Rexy Mawardijaya menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak terhadap keberhasilan operasi migas di Lapangan Banyu Urip. Hingga hari ini, EMCL bersama para mitra mampu mencapai produksi optimal dengan selamat dan efesien.
Rexy juga menyampaikan harapan agar semua pemangku kepentingan, termasuk dinas dan perusahaan terus berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan dan keselamatan jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip.
BACA JUGA:EMCL Bersama Kapolres Bojonegoro Syukuran Renovasi TK Kemala Bhayangkari