Persoalan dan Solusi Fatherless Country Terjadi di Indonesia!

Rabu 24-07-2024,02:00 WIB
Reporter : Ahmad Bagus
Editor : Eko Yudiono

MEMORANDUM - Indonesia, ironisnya, menyandang predikat sebagai negara dengan anak-anak "tanpa ayah" atau "fatherless country" ketiga di dunia. Di balik label tersebut, terdapat realitas pahit yang dihadapi banyak anak di Indonesia, yaitu kehilangan figur ayah dalam kehidupan mereka.

Apa itu "Fatherless Country"?

Istilah "fatherless country" tidak selalu berarti ayah secara fisik tidak ada. Melainkan, ketidakhadiran peran ayah secara emosional, keterlibatan dalam pengasuhan, dan interaksi yang minim dengan anak, menjadi inti permasalahannya.

Faktor-faktor Penyebab:

Berbagai faktor kompleks berkontribusi terhadap fenomena ini, di antaranya:

Budaya Patriarki: Pandangan tradisional yang memposisikan ayah sebagai pencari nafkah utama, memisahkan peran pengasuhan anak kepada ibu.

Tingginya Angka Perceraian: Ketidakharmonisan rumah tangga dan perceraian menyebabkan anak kehilangan figur ayah secara permanen.

Kesibukan Bekerja: Beban kerja ayah yang tinggi, terutama di kota-kota besar, membatasi waktu dan interaksi dengan anak.

Kurangnya Kesadaran Peran Ayah: Masih banyak ayah yang belum memahami pentingnya peran aktif mereka dalam pengasuhan dan perkembangan anak.

BACA JUGA:Memiliki Peran Penting dalam Edukasi, Jogja Museum Expo Digelar

Dampak Negatif:

Ketiadaan figur ayah dapat membawa dampak negatif bagi anak, seperti:

Gangguan Emosional dan Psikologis: Anak rentan mengalami kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan kesulitan membangun hubungan sosial.

Perkembangan Kognitif dan Akademik: Keterlibatan ayah dalam pembelajaran dan stimulasi mental anak sangatlah penting bagi perkembangan kognitif dan akademik mereka.

Perilaku Berisiko: Anak lebih mudah terjerumus dalam perilaku berisiko seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan kriminalitas.

Kategori :