Upaya Mahasiswa KKN dalam Pemberian Edukasi Bahaya Pernikahan Dini

Senin 22-07-2024,15:42 WIB
Reporter : Putri Kusbandriyah
Editor : Nadia Rizka

SURABAYA, MEMORANDUM - Anggota KKN 111 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) beranggotakan 27 mahasiswa yang ditempatkan di Desa Glagah, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo berupaya memberikan edukasi tentang bahaya pernikahan dini. 

Seperti pada umumnya, semua anggota kelompok pada minggu pertama mengawali dengan penggalihan data dan informasi. Dari 27 mahasiswa tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan penggalihan data pada Kepala Dusun dan ketua RT setempat. Dari hasil informasi yang didapatkan, sangat disayangkan angka pernikahan dini dan stunting pada anak masih terbilang cukup tinggi. “Anak muda disini mikirnya ke nikah dek, jarang mikir ke arah sekolah. Ada sih, tapi tidak banyak”. Ujar Ibu Umi, salah satu warga desa. Dengan permasalahan yang sudah didapatkan, semua anggota kelompok melakukan diskusi untuk mencari jalan keluar pada permasalahan tersebut. Dan mencari program yang cocok untuk permasalahan tersebut.

BACA JUGA:Pernikahan Dini Lebih Rentan Kena Kanker Serviks

Dengan berdiskusi dan tetap melakukan penggalian data yang lebih mendalam, penulis menemukan pokok utama dalam permasalahan tersebut dalam pandangan remaja disini sendiri. “Anak-anak sini ya jarang mbak kalau sampek sekolah tinggi. Syukur bisa lulus SMP” ujar Rika, salah satu remaja Desa Glagah. Kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh setiap remaja. Daya tarik pendidikan masih sangat kurang. Sangat disayangkan karena dibalik itu semua, warga Desa Glagah sangat aktif dan kreatif.

Untuk program yang pertama, kelompok kami fokus pada remaja. Program yang diajukan adalah SBR (Sehat Bersama Remaja). Dalam program ini, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan dokter yang sudah memiliki ratusan pengalaman. Dr. Agnes Lituhayu, S1-Dokter Fakultas Kedokteran UNEJ. Yang pada saat ini menjadi Dokter umum di Klinik SAQA Kraksaan. Klinik USAHA BAKTI Paiton, dan Dokter umum PRAKTIK MANDIRI. 

Harapannya, remaja yang ada pada desa ini dibuatkan wadah atau kumpulan. Dalam perkumpulan tersebut, terdapat kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk perkembangan potensi remaja. Seperti seni, keagamaan, dan edukasi. “Remaja sini cuman butuh tempat buat ngembangin potensi mereka. Tapi disini belum ada nduk.” Ujar Kepala Desa Glagah. Harapannya adalah remaja dapat lebih mengembangkann potensi mereka untuk melangkah jauh lebih baik. Dan edukasi yang diberikan mampu memberikan kesadaran bahwa terdapat berbagai dampak yang didapatkan pada pernikahan usia dini.

BACA JUGA:Menyingkap Realitas Pernikahan Dini, Tantangan, Dampak, dan Solusi

Edukasi pertama dalam permasalahan ini adalah harapan agar generasi sekarang sadar akan kesehatan dan masa depan mereka. Untuk menarik peminat pada program ini, kelompok kami juga melakukan permainan pada remaja. Dalam permainan tersebut, tentu saja memiliki sedikit hadiah sebagai bentuk apresiasi. Pokok utama dalam program ini adalah edukasi mengenai Infeksi Menular Seksual (IMS). Sebelum edukasi diberikan, terdapat permainan mengenai pengetahuan umum. Dan begitupun setelah edukasi diberikan, terdapat permainan lagi dan berhadiah. 

Edukasi yang diberikan pada remaja adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang mempunyai akibar sangat berbahaya sekali. Terutama kita-kita sebagai pemuda yang akan menjadi korban dari IMS ini. Jadi IMS ini sebetulnya sangat dekat sekali dengan kita. Selain itu, banyak juga jenis-jenis Infeksi seksual yang telah dijelaskan oleh pemateri. Salah satunya adalah AIDS, ulkus mole, limoranuloma Venerum, dan lain-lain. Penularan IMS bisa dari hubungan seksual, saling tukar jarum suntik, dan ibu hamil.

BACA JUGA:Picu Beragam Masalah, Pernikahan Dini Harus Dicegah

Sebagai remaja yang sudah mengetahui bahaya nya IMS, harus sedini mungkin memotong rantai IMS ini. Dengan menjaga pergaulan yang berlebihan dengan lawan jenis, menjaga kebersihan kelamin, dan lain-lain. Harapannya, informasi yang telah disampaikan pemateri bisa dibagikan atau saling mengingatkan untuk selalu menjaga diri baik-baik dari terjangkitnya IMS ini.

Pada penutup program ini, mahasiswa KKN memberikan obat penambah darah pada remaja perempuan. Dan konsultasi dengan bidan setempat mengenai pentingnya penambah darah untuk remaja perempuan. Diketahui dari berbagai sumber, tablet penambah darah memiliki banyak manfaat. Seperti pencegahan anemia, kecukupan gizi, penambah zat besi, menjaga kemampuan berpikir pada remaja, dan penjaga daya tahan tubuh. Harapannya, hal ini menjadikan investasi jangka panjang untuk kesehatan pada perempuan. Dan tujuan kelompok penulis, angka stunting pada anak drastis menurun. (*)

Kategori :