MADIUN, MEMORANDUM - Harga beras di Kota Madiun bakal mengalami penurunan. Hal itu seiringan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun melakukan methil alias prosesi memanen padi pertama kali sebagai tanda dimulainya musim panen raya.
BACA JUGA:Satreskrim Polres Bojonegoro Bekuk 9 Pelaku Diduga Terlibat Kematian Remaja Asal Baureno
"Dengan dimulainya panen raya pada musim tanam kedua bisa menjaga stabilitas harga beras," ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto usai methil di sawah kelompok tani rukun santoso, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu 17 Juli 2024.
Eddy mengaku, Pemkot Madiun akan terus mendampingi petani-petani yang ada di Kota Madiun dari mulai tahapan penanaman hingga panen guna memastikan petani tidak mengalami gagal panen. Terlebih, Pemkot Madiun juga campur tangan dalam memastikan bahwa kebutuhan air selalu terjaga. Sehingga, hasil panen bisa meningkat.
"Jangan sampai petani gagal panen. Sehingga, harga beras bisa kita jaga bersama," ungkapnya.
BACA JUGA:Polsek Bojonegoro Kota Gerebek Arena Sabung Ayam dan Judi Dadu
Kendati demikian, Eddy tak menampik jika hasil panen di Kota Madiun masih kurang untuk mencukupi kebutuhan beras masyarakat Kota Madiun. Namun, ia menjelaskan, pemerintahan bakal terus mendorong dan men-support petani-petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksinya.
BACA JUGA:Hanya Butuh 10 Detik, Bandit Gasak Motor di Perumahan Bulan Terang Utama
"Kami tidak bisa menarget hasil panen, kami hanya bisa terus mendorong untuk lebih up," jelasnya.
BACA JUGA:Asean U-19 Boys Championship 2024, Indonesia Bantai Filipina 6-0
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Totok Sugiarto mengaku kesulitan dalam menghitung kebutuhan beras di Kota Madiun. Pasalnya, yang mengkonsumsi beras di wilayah Kota Madiun tak hanya warga lokal. Melainkan, banyak warga luar yang juga turut mengkonsumsi.
BACA JUGA:Kongres Biasa PSSI Jatim, Ahmad Riyadh: Harus Ada Terobosan untuk Percepat Pengembangan Sepakbola
"Total penduduk kita sekitar 210.000 jiwa. Tapi, banyak juga pendatang yang sekedar mampir di Kota Madiun," terangnya.
BACA JUGA:Kongres Biasa PSSI Jatim, Ahmad Riyadh: Harus Ada Terobosan untuk Percepat Pengembangan Sepakbola
Disamping itu, Totok mengatakan, saat ini pihak DKPP tengah berupaya mengalihkan penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik. Selain menurunkan biaya produksi, juga lebih ramah lingkungan dan dapat meningkatkan hasil produksi.