Urban Farming Melon di Lahan Fasum Berbuah Manis, Poktan Jemurwonosari Panen 325 Melon

Selasa 16-07-2024,16:41 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM - Kelompok Tani (Poktan) Caping Kota di Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, menunjukkan inovasi dalam memanfaatkan lahan tak terpakai untuk pertanian urban farming. Kelompok tani ini telah sukses membudidayakan buah melon dan tercatat telah tiga kali memanen. 

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Jemurwonosari Surabaya, Choirul Anam menjelaskan, budidaya melon di lahan aset yang berlokasi di Jalan Jemursari II 33A, Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, melalui metode urban farming sudah dilakukan Poktan Caping Kota sejak satu tahun yang lalu. 

BACA JUGA:Ayah dan Anak di Gresik Kompak Bacok Tetangga, Pergoki Chat Mesra di HP Istri

"Jadi ini panen yang ketiga kalinya. Sebelumnya sudah dua kali panen dan alhamdulillah kita sampaikan di grup-grup warga saja habis (terjual)," kata Choirul.

Choirul pun mengungkap alasan Poktan Caping Kota memilih buah melon sebagai komoditas budidaya melalui green house. Selain budidayanya yang terbilang mudah, buah melon juga memiliki nilai ekonomis tinggi.

BACA JUGA:Parkir Liar Menjamur di Surabaya, Eri Cahyadi: Turun Semua Jangan Ndekem di Kantor Ae

“Kami pun punya obsesi dari lahan-lahan yang ada, alangkah indahnya kalau kemudian Jemurwonosari ini punya ikon sebagai Kampung Melon. Karena nilai ekonomisnya ada, dari pada sayur. Kami juga pernah sayur dulu, sebelum akhirnya berubah ke melon," paparnya.

BACA JUGA:Penyandang Disabilitas di Kabupaten Pasuruan Dikenalkan Tahapan Pilkada

Sementara Camat Wonocolo Kota Surabaya, Muslich Hariadi mengungkapkan, sekarang ini di wilayahnya terdapat lima kelompok tani. Setiap kelompok tani memiliki spesialis masing-masing. Di antaranya Poktan Caping Kota dengan spesialisasi budidaya buah melon melalui green house. Lalu, Poktan Minasari dengan budidaya pisang cavendish, pepaya California, dan ikan lele.

"Kemudian ada Kelompok Tani Sukamaju, itu gabungan dari semua kelompok tani. Jadi mereka mengolah hasil pertanian dan membantu memasarkan," kata Muslich.

BACA JUGA:Kemenkumham Maluku Buka Ruang Dialog Bahas UU Bantuan Hukum

Muslich menyebut jika budidaya melon yang dilakukan Poktan Caping Kota terbilang paling baru di antara kelompok tani yang lain. Budidaya melon melalui green house ini merupakan hasil bantuan dan pendampingan dari DKPP Surabaya. "Saya lihat melon bagus hasilnya dibandingkan sayur dan nilai jualnya juga lebih bagus," ujarnya.

 

Karena itu, Muslich menyebut bahwa Kelompok Tani Caping berencana mengembangkan budidaya melon di lahan urban farming setempat. Salah satunya dengan menambah kuantitas bibit buah melon yang akan dibudidayakan.

"Ini sekarang masih 325 melon hasilnya, dengan rata-rata (berat) satu melon 1-1,5 kilogram. Nah ke depan kalau ini ditambah lagi bisa 456 (buah), sudah kita hitung dan di lokasi ini sudah bisa mengentaskan dua orang warga miskin," tambah Muslich.

Kategori :