Unair Ngeper Kembali Angkat Prof BUS Jadi Dekan FK

Selasa 09-07-2024,19:22 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM – Dukungan dari civitas Unair agar Prof Budi Santoso atau yang akrab disapa Prof BUS tak dicopot karena menolak dokter asing masuk ke Indonesia, membuat Unair ngeper.

BACA JUGA:Rektor Unair Ogah Berkomentar Soal Pencopotan Dekan FK Unair

Buktinya, Prof BUS resmi kembali diangkat menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Hal itu disampaikan Rektor Unair Prof Mohammad Nasih dalam konferensi pers yang digelar di kampus C Unair, MERR Surabaya, Selasa 9 Juli 2024.

Prof Nasih yang didampingi Prof BUS memastikan bahwa per tanggal 10 Juli 2024, Prof BUS telah resmi kembali menjabat sebagai Dekan FK Unair. Dia mengembalikan posisi Prof BUS setelah menerima surat klarifikasi dan keberatan dari yang bersangkutan.

BACA JUGA:Mantan Kasitrantib Divonis 2 Tahun, BKPSDM Tunggu Inkracht

"Kami sudah menerima surat dari Prof BUS, intinya kami sudah paham apa yang disampaikan oleh Prof BUS. Dan karena ada alasan bagi kami untuk mengangkat beliau sebagai dekan, ya kita angkat. Mulai besok pagi beliau sudah ngantor kembali,” tegasnya.

BACA JUGA:Evaluasi Kinerja Jajaran Semester I, Menteri AHY: Program Strategis Kementerian ATR/BPN Menyentuh Masyarakat

Saat ditanya landasan yang mendasari munculnya surat keputusan (SK), Prof Nasih enggan menjawabnya. Pihaknya menganggap masa lalu.

"Yang penting sekarang kita fokus ke depan untuk Universtitas Airlangga yang kita cintai secara bersama-sama, " jelas Nasih.

BACA JUGA:Bawaslu Kabupaten Pasuruan Temukan Banyak Pelanggaran Coklit

Nasih juga tidak menjawab apakah dasar pemecatan Prof BUS sebelumnya karena pendapatnya yang menolak dokter asing masuk ke Indonesia.

BACA JUGA:Besok, Turnamen Bulutangkis Antar-Media 2024 Dibuka Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto  

"Saya nggak tahu soal pendapat soal apa, yang saya tahu adalah ini (Prof BUS) adalah sahabat saya, " ujarnya.

BACA JUGA:Melalui Program Mahameru Lantas, Dirlantas Polda Jatim Raih Penghargaan Level Asia sebagai Best Innovator 

Disinggung soal keputusan mendadak pencopotan jabatan dekan, Prof Nasih juga mengklaim keputusan tersebut tidak ada yang mendadak, menurutnya, itu semua melalui proses.

"Hanya karena tahunya saja yang mungkin kelihatan mendadak. Intinya gini kita itukan punya banyak peran ya, kita juga punya banyak fungsi dan itu yang menurut saya harus kita benar-benar komitmen, kapan sebagai bapak, kapan sebagai suami, kapan sebagai istri, kapan sebagai pejabat yang kebetulan juga ASN pada PTN, kapan juga sebagai profesor dan kapan juga sebagai seorang dokter, " bebernya.

BACA JUGA:Cegah Pelanggaran Pilkada 2024, Bawaslu Ngawi Susun IKP 

Kemudian ketika ditanya apakah seorang dekan di PTN tidak boleh mengkritik pemerintah, Nasih mengatakan, tidak ada urusannya dengan itu, artinya, Nasih menegaskan agar menaaati peraturan disiplin kepegawaian.

BACA JUGA:Langgar Aturan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Tanjung Perak Deportasi Warga Bulgaria 

"Kita tidak membatasi profesinya, tapi harus digaris bawahi ada rektor, saya juga tidak sama sekali menyentil soal akademik, saya hanya bicara beliau sebagai dekan di fakultas kedokteran," pungkasnya.

BACA JUGA:Polisi Temukan Dua Video Percobaan Bunuh Diri di HP Pria Driyorejo 

Sementara itu, Prof BUS menyampaikan permohonan maafnya atas kegaduhan yang telah terjadi.

BACA JUGA:Komisi C DPRD Lamongan Ancam Cabut Izin Pabrik Gula Ngimbang 

"Alhamdulillah semuanya sudah berakhir, saya secara pribadi menghanturkan permohonan maaf kepada bapak rektor. Mungkin saya, maksudnya adalah bermaksud untuk mewakili diri pribadi, tapi mungkin terlalu kelewatan, sehingga saya menggunakan institusi, ini yang mungkin salah saya dan alhamdulillah bapak rektor sudah memaafkan dan semuanya saya serahkan kembali," jelasnya. (*)

Kategori :