SURABAYA, MEMORANDUM - Jumlah lansia di Surabaya yang terus meningkat setiap tahunnya yaitu mencapai 351.957 orang. Hal ini mendorong Pemkot Surabaya untuk merumuskan Kota Ramah Lansia.
BACA JUGA:Mutasi Polri, Kadiv Propam Irjen Syahar Emban Jabatan Baru Sebagai Kabaintelkam
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Irvan Wahyudradjat mengatakan, angka harapan hidup lansia di Kota Pahlawan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menimbulkan konsekuensi baru, yakni jumlah lansia yang akan terus naik.
BACA JUGA:Kapolres di Jatim Mutasi, Siapa Saja?
"Data terakhir menyebut lansia di Kota Surabaya sudah berada di angka 351.957 orang. Untuk itu kedepannya kita ingin mewujudkan Kota Ramah Lansia. Kita berkolaborasi dengan Koso Nippon untuk melalukan review terkait program dan layanan yang kita canangkan," kata Irvan dalam kegiatan review terkait Pelayanan Posyandu Keluarga untuk Lansia di ruang rapat Majapahit, Kantor Bappedalitbang Kota Surabaya Jumat 28 Juni 2024.
BACA JUGA:Gerbong Mutasi Polri, Kombespol Farman Jabat Dirreskrimum Polda Jatim
Tujuan kolaborasi ini adalah untuk melakukan review terhadap program dan layanan yang ada terkait pemberdayaan lansia. Pemkot Surabaya ingin belajar dari pengalaman Jepang yang sukses dalam menangani pemberdayaan lansia. Selain itu, menurut Irvan dalam pemberdayaan lansia yang harus diperhatikan bukan hanya angka harapan hidup, tetapi bagaimana para lansia bisa tetap produktif dan tidak menjadi beban.
"Di Jepang selain angka harapan hidupnya tinggi, sekitar usia 90 hingga 100 tahun keatas. Para lansia di sana juga mandiri dan produktif karena sudah disiapkan sebelum mencapai usia lansia," paparnya.
BACA JUGA:Profil dan Jejak Karir Kombes Pol Farman yang Jabat Dirreskrimum Polda Jatim
Kedepannya, ungkap Irvan Pemkot Surabaya juga akan mengadopsi beberapa program di Jepang untuk diterapkan di Kota Pahlawan. Salah satunya, terkait bagaimana Jepang menumbuhkan kesadaran masyarakatnya dalam menyiapkan kebutuhan di masa tua ketika masih berusia produktif.
BACA JUGA:Tercantum dalam TR Terbaru Mabes Polri, Perawat Gigi Itu Kembali ke Polda Jatim, Siapakah Dia?
"Hal itu yang ingin kita terapkan di sini. Bagaimana menjadi lansia yang produktif dengan menyiapkannya sebelum usia lanjut," jelasnya.
Irvan memastikan, hasil yang dari review akan dipertimbangkan untuk mengambil kebijakan di tahun mendatang. "Jadi kita tidak hanya merumuskan tapi juga ada review yang dilakukan," imbuhnya.
Sementara itu, Program Manager Koso Nippon Taki Ikada menggungkapkan bahwa review dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Ada 30 orang lansia dari lima kecamatan di Kota Surabaya, yang melakukan penilaian terhadap layanan yang mereka terima selama ini.
"Jadi ini memang tidak melibatkan tenaga ahli ataupun dosen, tapi masyarakat sendiri yang menilai. Ini filosofi dari review yang kita lakukan," kata Taki ditemui ditempat yang sama.
Disamping itu, pihaknya juga mengapresiasi terkait pelayanan lansia yang sudah berjalan di Kota Surabaya. Beberapa layanan menurutnya hampir sama dengan program-program yang ada di Jepang.
BACA JUGA:Polresta Sidoarjo Amankan 70 Tersangka Selama Dua Pekan
"Seperti fasilitas untuk transportasi publik yang ramah lansia, senam dan juga pemeriksaan kesehatan, itu sama dengan Jepang. Selebihnya, program-program untuk lansia di Kota Surabaya menyesuaikan kondisi masyarakatnya, karena memang setiap negara berbeda-beda," terangnya.
BACA JUGA:Menginspirasi! Mahasiswi Berkebutuhan Khsusus di Jember Buka Jastip Gunakan Sepeda Onthel
Dirinya berharap, hasil dari review yang digelar kali ini bisa dijadikan ajuan oleh Pemkot Surabaya untuk merumuskan kebijakan di tahun depan. Sehingga, program atau layanan kedepannya akan berjalan lebih efektif dan efisien.
BACA JUGA:Jadi Pemain Asing Keempat, Mohammed Rasyid Resmi Diperkenalkan Persebaya Surabaya
"Hasil dari voting dan penilaian dari review akan dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan di tahun berikutnya. Tapi tetap saja itu terserah Pemkot Surabaya bagaimana melakukannya," pungkasnya. (*)