SURABAYA, MEMORANDUM - Guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) dalam penurunan jumlah balita stunting di Indonesia, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mendukung Pemkot Surabaya melalui Program ‘Sinergi Kuat, Surabaya Hebat’ dengan melaksanakan program Balita Asuh di Kecamatan Krembangan.
BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Batu Ziarah ke TMP
Program yang dimulai pada Juli 2023 ini bertujuan untuk mencegah dan menangani kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis.
BACA JUGA:Jadi Ikon Wisata Malam Kota Mojokerto, Alun-Alun Dihiasi Lampu Laser Light
Hari ini, Senin 24 Juni 2024, program tersebut telah memasuki bulan terakhir dari masa kerja sama antara Kecamatan Krembangan, TPS, dan RS PHC Surabaya. Dari total 28 anak yang menjadi balita asuh TPS, setelah dilakukan intervensi gizi, 18 telah dinyatakan bebas stunting.
BACA JUGA:Fraksi PAN Soroti Aspek Kesehatan dan Layanan Kesehatan
Camat Krembangan Harun Ismail mengucapkan terima kasih kepada TPS, yang merupakan anak usaha dari Sub Holding Pelindo Terminal Petikemas karena telah membantu mengatasi masalah stunting, khususnya di wilayah Krembangan.
BACA JUGA:IPA Bango Kota Malang Hampir Kelar, Manager Proyek Sampaikan Ini
“Alhamdulillah, mewakili Pemerintah Kota Surabaya, saya mengucapkan terima kasih kepada TPS dan RS PHC Surabaya yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kecamatan Krembangan. Berkat upaya bersama ini, Kecamatan Krembangan kini dapat menjadi kawasan zero stunting,” ungkapnya saat menghadiri kegiatan pemeriksaan stunting terakhir.
BACA JUGA:Polrestabes Surabaya dan Polsek Jajaran Ungkap 405 Kasus dan Borgol 243 Tersangka 3C
Sementara Direktur Utama TPS Wahyu Widodo, menyampaikan bahwa keberhasilan program penurunan angka stunting di Surabaya tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak yang berkomitmen untuk memperbaiki kualitas hidup anak-anak di wilayah ini. Dalam upaya tersebut, PT TPS dan RS PHC Surabaya memainkan peran penting melalui program Eliminasi Stunting di Kecamatan Krembangan.
BACA JUGA:Hitung Ulang 10 TPS di Bangkalan, KPU Jatim Diminta Patuhi Amar Putusan MK
“Kolaborasi antara PT TPS dan RS PHC Surabaya dalam mendukung Pemerintah Kota Surabaya menurunkan angka prevalensi stunting mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Komitmen awal TPS adalah mengasuh 11 balita, namun dengan pemberian susu serta kudapan tinggi protein, vitamin serta monitoring rutin, beberapa anak dinyatakan bebas stunting dalam kurun waktu antara 3 hingga 4 bulan, yang kemudian digantikan balita lainnya,” ungkapnya.
BACA JUGA:Kapolres Kediri Tinjau Bantuan Pembuatan Sumur Bor di Kunjang
Dengan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, kolaborasi antara TPS dan PHC dalam menurunkan angka stunting diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat tetapi juga meningkatkan kualitas hidup generasi penerus bangsa, demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
BACA JUGA:FWLM Jember Semarakkan HUT Ke-78 Bhayangkara Cup
“TPS berkomitmen tidak hanya fokus pada kegiatan bisnis semata, tetapi juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat, termasuk di bidang kesehatan melalui upaya pengentasan angka prevalensi stunting. TPS berupaya melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyentuh langsung aspek kehidupan masyarakat,” pungkas Wahyu.
BACA JUGA:Polemik KK Siluman, Komisi A Minta Pemkot Lakukan Sosialisasi sebelum Blokir
Program Balita Asuh ini telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Surabaya, saat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkunjung ke kantor TPS dan menyaksikan secara langsung jalannya pemeriksaan tumbuh kembang balita pada September 2023 lalu.
BACA JUGA:Gelar Aksi Grebek Stunting, Gus Ipul Tekankan Pentingnya Gizi Seimbang
“Maka tidak mungkin Surabaya merdeka melawan stunting, kalo tidak ada masyarakatnya yang bertempur bersama pemerintah, dan ini luar biasa Terminal Petikemas yang tidak hanya memberikan donasi tapi juga memberikan program,” kata Eri Cahyadi menyatakan dalam sambutannya.
Gotong royong berbagai pihak menekan angka stunting di Kota Surabaya terbukti berhasil berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 1,6 persen. Padahal, di 2021 masih tercatat 28,9 persen dan menurun signifikan di akhir 2022 menjadi 4,8 persen. Pemkot Surabaya pun semakin optimistis di 2024, angka kasus stunting terus menurun.
BACA JUGA:Penyusunan Dua Perwali Perlindungan Anak di Surabaya Libatkan Berbagai Elemen
Direktur Utama PT Pelindo Husada Citra (PHC) dr Henny Veirawati menambahkan bahwa intervensi program yang dilakukan terhadap anak-anak yang masuk dalam program di antaranya pemberian vitamin dosis tinggi, kudapan bergizi, hingga konsultasi dengan dokter spesialis gizi Klinik RS PHC Surabaya. (*)