SURABAYA, MEMORANDUM - Pemerhati anak dan perempuan, Dr Lia Istifhama MEI, mendorong pemberantasan prostitusi online yang kian hari semakin melenggang bebas.
Terlebih, mulai banyak perempuan di bawah umur yang menjadi korban. Di antaranya ada yang dipaksa untuk menjadi pemuas nafsu pria hidung belang.
Ning Lia, sapaan karib anggota terpilih DPD RI periode 2024-2029 ini mengatakan bahwa praktik pelacuran online perlu diberantas. Sebab, eksistensinya dapat mengancam moral bangsa dan merusak generasi muda.
Untuk itu, dirinya mendorong pemerintah dan aparat kepolisian untuk intens mengawasi tempat yang ditengarai menjadi sarang prostitusi online.
BACA JUGA:Prostitusi Esek-esek via MiChat Terbongkar setelah Anak Buah Tidak Dibayar dan Dianiaya
“Prostitusi online perlu ditekan dan diberantas. Sebab jika dibiarkan, keberadaannya dapat merusak generasi muda dan merendahkan moral bangsa,” tegas Ning Lia dihubungi, Senin, 20 Mei 2024.
Menurutnya, perempuan memiliki peran dan ruang pekerjaan yang sangat luas. Di zaman serba kreatif ini, kaum perempuan dapat menunjukkan kiprah hebatnya. Bisa bersaing dan memiliki panggung. Tinggal meningkatkan kemauan untuk mengeksekusi.
“Pintu rezeki sebenarnya sangat luas. Di era digital ini, siapapun bisa menunjukkan kiprah hebatnya. Bisa menjadi pelaku UMKM, content creator, dan sebagainya. Pokoknya banyak lah lahan pekerjaan. Apalagi bagi orang yang berada di usia produktif, sehat, cantik, pintar komunikasi, tidak ada yang tidak mungkin untuk mencari rezeki halal,” jelas Ning Lia.
“Tinggal ia sendiri memilih yang halal demi keberkahan dan moralnya anak bangsa, atau memang sengaja memilih yang instan tapi ternyata hasilnya menguap hanya untuk foya-foya,” sambungnya.
BACA JUGA:Polrestabes Surabaya Bongkar Prostitusi Online Michat di Apartemen, Polisi Tangkap 7 Muncikari
Ning Lia menelaah bahwa upaya pemberantasan terhadap prostitusi online merupakan upaya nyata perlindungan kehormatan perempuan.
Kaum perempuan, kata dia, memiliki aspek kecantikan, kecerdasan, dan kepedulian. Ada begitu banyak ruang yang bisa diisi dan diambil peran.
Dirinya lantas mengajak kaum perempuan untuk tidak terjebak menjadi obyek. Pasalnya perempuan di era emansipasi sangat berpotensi menjadi penentu kebijakan.
“Perempuan punya skill komunikasi. Jadi jangan mau direndahkan untuk menjadi obyek penderita lelaki hidung belang. Dan ada begitu banyak ruang untuk kaum perempuan menunjukkan kiprahnya. Semua kaum perempuan sangat berpeluang membangun kehormatan peran. Maka ayo kita sama-sama tunjukkan peran kita dengan cerdas dan tangguh,” pungkas Ning Lia yang juga wakil sekretaris MUI Jatim ini. (bin)