"Tetapi itu saja saya kira tidak cukup, butuh satu lagi proyek yang sama untuk mengatasi persoalan sampah, khususnya di Surabaya. Saat ini volume sampah yang masuk TPS Benowo mencapai 1.600 ton per hari. Sementara kapasitas PLTSa Benowo hanya mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari. Jadi memang ada kelebihan sampah 600 ton," kata Adik.
BACA JUGA:Kadin Jatim Beri Penghargaan 11 Media Peduli Vokasi
Selain PLTSa, pengembangan solar cell juga mulai dilakukan oleh sejumlah industri di Jatim, salah satu industri yang telah menerapkannya adalah PT HM Sampoerna.
"Ke depan, JIIPE juga akan membangun power plan solar cell di dua lokasi, di sisi darat dan di sisi laut," lanjutnya.
BACA JUGA: Kesulitan Akses Pasar 1,1 Juta, UMKM Nahdliyin Bangun Koneksi dengan Kadin Jatim
Ia mengungkapkan bahwa hubungan antara Jatim dengan Cina sejauh ini telah terjalin dengan cukup baik. Investasi dari Cina ke Jatim juga cukup banyak. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), investasi Cina pada periode 2010 hingga triwulan II-2023 tercatat sebanyak 23 bidang usaha yang tersebar di 8 kabupaten/kota wilayah Jatim dengan nilai investasi sebesar US$ 490,22 juta.
BACA JUGA:Kadin Jatim: Tak Semua Pengusaha Mampu, Pekerja Harus Memahami UMK
Secara rinci, investasi bidang usaha terbesar Cina di Jatim secara urut yaitu industri makanan, mineral non logam, logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, serta perdagangan dan reparasi.
"Minggu kemarin Kadin Jatim kedatangan Konjen Cina di Surabaya untuk membicarakan penguatan ekonomi. Hubungan kita dengan perusahaan Cina di Jatim sangat baik. Ada sejumlah investor dari Cina yang baru masuk juga, di antaranya PT Xinyi Glass Indonesia yang ada di JIIPE. Kita saling support. Ketika mereka membutuhkan sesuatu, kita support," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, WKU Bidang Investasi Kadin Jatim Turino Junaedi memaparkan potensi investasi di Indonesia. Ia menegaskan, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Saat ini, penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa.
BACA JUGA:Kadin Jatim Pilih Perusahaan Jadi Pilot Project
"Ada beberapa investasi yang kami tawarkan, diantaranya investasi properti seperti pembangunan hunian, rumah sakit, pelabuhan, dan lain sebagainya. Juga ada industri untuk substitusi bahan baku," terang Turino Junaedi.
BACA JUGA:Fasilitasi Permodalan, Kadin Jatim Gandeng Bank UMKM Jatim
Industri substitusi, lanjutnya, menjadi industri yang cukup potensial karena saat ini Indonesia selalu berhitung berapa kebutuhan dalam negeri dan berapa yang bisa di-support dari dalam negeri. Sehingga terjadi pembatasan terhadap impor.
"Ini adalah peluang untuk membangun perusahaan substitusi. Ini banyak pengusaha Cina yang telah masuk," lanjutnya.
BACA JUGA:Kadin Pusat Apresiasi Program Kurasi dan Vokasi Kadin Jatim