umrah expo

Kasus Pembuangan Bayi di Sanggrahan: Polisi Ambil Sampel DNA, Pelaku Masih Trauma

Kasus Pembuangan Bayi di Sanggrahan: Polisi Ambil Sampel DNA, Pelaku Masih Trauma

Petugas memeriksa sampel. --

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Polisi terus mendalami kasus pembuangan bayi yang terjadi di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu. Sejumlah langkah telah diambil. Termasuk pemeriksaan medis dan pengambilan sampel darah dan urine milik ibu bayi. Serta potongan tulang paha dari jenazah bayi untuk kepentingan uji DNA.

Proses otopsi telah dilakukan, Minggu 3 Agustus 2025, dan menjadi bagian dari kelengkapan berkas penyidikan yang saat ini masih terus berjalan.

“Uji DNA ini salah satu bagian penting dalam kelengkapan berkas kasus,” jelas Kanit Reskrim Polsek Boyolangu, Aiptu Wahyudi, saat dikonfirmasi, Selasa 5 Agustus 2025.

BACA JUGA:DPRD Tulungagung Setujui Perubahan APBD 2025, Bupati Gatut Sunu: Fokus Rakyat Kecil dan Pembangunan Sosial

Pelaku yang diketahui berinisial FMA (23), seorang perempuan muda, hingga kini masih menjalani pemeriksaan intensif. Polisi mengaku belum bisa menggali terlalu banyak keterangan, karena kondisi psikologis pelaku yang masih terguncang.

“Saat ditanya kronologi, yang bersangkutan beberapa kali menangis. Kami berusaha menggali pelan-pelan karena dia masih trauma,” kata Wahyudi.

Berdasarkan keterangan awal, FMA mengaku melahirkan bayi tersebut pada Selasa (29/7/2025) siang secara mandiri di rumahnya. 

Karena kondisi tubuhnya drop, ia sempat tak sadarkan diri setelah melahirkan.

BACA JUGA:Kuliah Umum Universitas Mahendradatta, Wamen Ossy Ceritakan Peran Reforma Agraria untuk Pengelolaan Tanah

Saat sadar pada sore harinya, ia mendapati bayinya masih hidup, lengkap dengan ari-ari yang belum terpotong. Karena panik dan takut diketahui warga sekitar, ia hanya bisa mencari minuman seadanya untuk dirinya sendiri, dan mencoba memberi susu dewasa dan minuman energi kepada bayinya karena tidak memiliki ASI atau susu formula.

Bayi sempat tenang dan tertidur. Namun pada Rabu pagi, susu habis dan uang pun tidak ada. 

FMA bingung karena bayi terus menunjukkan tanda-tanda kehausan. Ia bahkan sempat mencoba menenangkan bayi dengan memasukkan jarinya ke mulut bayi, agar si kecil bisa tertidur kembali.

"Kemudian karena bayinya ini batuk lalu menangis dan ibunya ini panik, akhirnya terlintas untuk mencelupkan kepala bayi ke bak yang berisi air bekas mandi sore harinya," urai Wahyudi.

BACA JUGA:Kesbangpol Tulungagung Bagikan 5.500 Bendera Merah Putih ke Masyarakat

Sumber:

Berita Terkait