Dewan Juri Optimistis Surabaya Fashion Festival 2025 Bisa Jadi Barometer Perkembangan Mode di Jatim
Presiden Komisaris Memorandum Prof Agil Mangestuti bersama dewan juri Surabaya Fashion Festival (SFF) 2025.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Acara puncak pada event Surabaya Fashion Festival (SFF) 2025 akan segera digelar. Penampilan para peserta bakal menyedot perhatian pengunjung Kota Lama hingga pengendara di Jalan Rajawali.
Salah satu dewan juri Rumawan Fadli menyatakan, kegiatan yang menampilkan rancangan busana, tata rias, dan penampilan para peserta dari berbagai komunitas fashion ini diharapkan menjadi barometer perkembangan mode di Jawa Timur.
BACA JUGA:Hari Ke-3 SFF 2025, Senam Dahlan Iskan Style Dibanjiri Peserta

Mini Kidi--
“Ajang ini sangat bagus, namun memang terkesan cukup mendadak sehingga persiapannya terasa singkat. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih matang dan lebih baik lagi,” kata Rumawan Fadli.
Ia menjelaskan, penilaian akan mengacu pada lima kriteria utama, yaitu kreativitas, performa atau penguasaan panggung, keserasian busana dengan riasan, total look, serta kemampuan mengekspresikan bakat. Menurutnya, kombinasi faktor itu, menjadi pembeda antara peserta satu dengan lainnya.
BACA JUGA:Lomba Tari Tradisional SFF 2025 Sukses Digelar, Ada 110 Peserta
Lebih lanjut, Fadli menilai jika Surabaya Fashion Festival memiliki potensi besar sebagai pusat kegiatan mode di Jawa Timur.
“Ini kota besar. Masa kita tidak bisa lebih baik dari kota-kota lain yang ada di Jawa Timur? Surabaya seharusnya menjadi barometer fashion di Jawa Timur. Bahkan ke depan dapat melibatkan seluruh kota di Jawa Timur melalui organisasi yang sudah ada,” ujar dia.
BACA JUGA:Ratusan Penari Tradisional Ramaikan SFF 2025, Peserta dari Kediri Unjuk Gigi
Fadli berharap, agar ke depannya kegiatan serupa bisa lebih inklusif serta melibatkan lebih banyak unsur masyarakat, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW. Fadli juga mengusulkan tema busana daur ulang sampah plastik untuk edisi berikutnya.
“Kalau bisa next mengusung tema sampah plastik, supaya mulai sekarang masyarakat bisa mengumpulkan sampah plastik untuk diolah jadi karya busana bernilai tinggi. Harganya murah, tapi hasilnya bisa sangat mahal. Selain mengurangi sampah rumah tangga, ini juga bisa mengasah kreativitas generasi muda,” jelas dia.(fdn)
Sumber:



