umrah expo

Unej, BP Taskin dan Pemkab Jember Bersinergi: Jadikan Kopi sebagai Instrumen Strategis Pengentasan Kemiskinan

Unej, BP Taskin dan Pemkab Jember Bersinergi: Jadikan Kopi sebagai Instrumen Strategis Pengentasan Kemiskinan

Bupati Jember, Muhammad Fawait dan Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule, saat mengunjungi stand dan mencoba kopi olahan dari Sekolah Raisa.--

JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - Universitas Jember (UNEJ), Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), dan Pemerintah Kabupaten Jember (Pemkab Jember) menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan kopi sebagai instrumen strategis pengurangan kemiskinan di wilayah Tapal Kuda.

Komitmen ini mengemuka dalam Seminar Nasional dan Temu Usaha bertema “Industrialisasi Kopi dan Pengentasan Kemiskinan” yang digelar di Auditorium Universitas Jember, Selasa, 25 November 2025. Forum ini mempertemukan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas petani, dengan fokus utama membalik struktur pasar agar nilai tambah kopi kembali ke desa.

BACA JUGA:Mahasiswa Unej Kembangkan Teknologi untuk Nelayan Situbondo


Mini Kidi--

Wakil Kepala BP Taskin, Ir. Iwan Sumule, yang membawakan keynote seminar, memaparkan bahwa pengembangan kopi berbasis desa adalah strategi konkret untuk menurunkan kemiskinan secara berkelanjutan.

“Kita harus membalik struktur pasar yang selama ini menempatkan desa hanya sebagai pemasok bahan mentah,” tegas Iwan Sumule.

“Industrialisasi kopi berbasis desa harus menjadi jalan baru, nilai tambahnya harus tinggal di desa, mulai dari pencucian, sangrai, pengemasan, hingga branding. Ketika nilai tambah kopi kembali ke desa, barulah petani memperoleh porsi yang layak, dan kopi benar-benar menjadi alat pembebasan sosial serta pengentasan kemiskinan di Jember dan seluruh Tapal Kuda.”imbuhnya

BACA JUGA:Meriahkan Dies Natalis Ke-61, FEB Unej Pamerkan Inovasi Riset Berbasis Buah Tin yang Kaya Manfaat

Bupati Jember, Muhammad Fawait, S.E., M.Sc., menyoroti ironi bahwa Jember, sebagai penghasil ‘emas hitam’ dengan potensi agraris, justru memiliki kantong kemiskinan tertinggi. Ia memaparkan terobosan strategis melalui Hutan Sosial untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kami mendorong hutan sosial untuk menjadi solusi konkret. Dengan lebih dari 41 ribu hektare lahan yang dapat dikelola masyarakat, setidaknya 41 ribu rumah tangga bisa kita angkat dari kemiskinan,” jelas Fawait.

“Ini bagian dari upaya kita menuju zero miskin ekstrem di tahun 2029 dan menjadikan Jember sebagai surga kopi Nusantara sekaligus motor penggerak ekonomi di Tapal Kuda.”tambahnya

BACA JUGA:Dorong Inovasi dan Minat Kuliah, Showcase & Kolokium UNEJ 2025 Jadi Jembatan Interaksi Kampus-Masyarakat

Sementara geliat industri kopi hilir terus bertumbuh, Kepala LP2M UNEJ, Prof. Dr. Yuli Witono, S.T.P., M.P., mengingatkan bahwa tantangan terbesar justru berada di hulu, di mana mayoritas kebun kopi rakyat masih tertinggal dalam inovasi.

Masalah Utama, Tanaman kopi berumur 40–50 tahun, kualitas kopi petani kecil rendah, dan minimnya inovasi (fermentasi, specialty coffee, fine robusta).

Sumber:

Berita Terkait