Viral Candaan Admin Medsos, Wali Kota Eri Duga Ada Upaya Pelintir Isu Jadi Serangan Politik
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, angkat bicara terkait polemik candaan viral yang melibatkan admin media sosialnya, Hening Dzikrillah.
Eri Cahyadi menegaskan bahwa ia tidak akan mengorbankan Hening demi kepentingan politik atau popularitas pribadi dan menduga ada upaya memelintir insiden tersebut menjadi serangan politik.
BACA JUGA:Viral Admin Medsos Wali Kota, DPRD: Murni Keteledoran Admin

Mini Kidi--
Insiden ini bermula dari kelalaian teknis saat siaran langsung di media sosial. Menurut Eri, mikrofon yang tidak sengaja tidak dimatikan membuat percakapan santai dan candaan antara Hening dan rekannya terekam oleh publik.
Eri menyayangkan adanya pihak yang memanfaatkan kesalahan teknis tersebut untuk menggiring opini dan menjadikannya alat serangan politik.
BACA JUGA:Tolak Pengunduran Diri, Wali Kota Eri Nonaktifkan Sementara Admin Medsos Pribadi yang Viral
“Saya tidak akan pernah membunuh karakter anak-anak muda ketika mereka membuat kesalahan. Mbak Hening tidak akan pernah saya korbankan demi popularitas saya, dan tidak akan pernah saya korbankan demi (memenuhi agenda) politik orang-orang yang menyerang saya,” tegas Eri.
Ia menilai reaksi publik yang berlebihan atas insiden tersebut menunjukkan adanya upaya untuk memelintir isu.
“Orang ini ingin mencari sesuatu. Makanya saya tidak ingin karena politik, akhirnya Mbak Hening juga kena dampaknya,” ujar Eri.
BACA JUGA:Manfaatkan Medsos, Wakil Ketua DPRD Surabaya Bangun Jembatan Akuntabilitas Politik
Lebih lanjut, Eri mengungkapkan bahwa ia bahkan mendapat saran untuk menempuh jalur hukum terhadap adminnya atas dasar pencemaran nama baik, namun ia menolaknya.
“Ada yang menyarankan ke saya untuk pidanakan (Hening) karena pencemaran nama baik, tapi saya bilang, buat apa? Ada yang bilang ada yang ingin menjatuhkan saya, ada yang bilang ini settingan, ya itu orang bebas berpendapat,” katanya.
Eri menegaskan, akun media sosial miliknya selama ini tidak pernah digunakan sebagai alat untuk menyerang atau mencari perselisihan dengan pihak lain.
Sumber:



