Bozem Avur Sumo Jadi Lautan Sampah, Kesadaran Warga Jadi Kunci
Tumpukan sampah di Bozem Avur Sumo di perbatasan antara wilayah Sukomanunggal dan Asemrowo. --
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kesadaran masyarakat Kota SURABAYA untuk menjaga kebersihan lingkungan tampaknya masih jauh dari harapan. Cermin buram ini terpampang nyata di Bozem Avur Sumo Kali Tambak Lumpang, sebuah fasilitas penampungan air vital yang terletak di perbatasan antara Kecamatan Sukomanunggal dan Kecamatan Asemrowo.
Alih-alih berfungsi sebagai pengendali banjir, bozem tersebut lebih mirip lautan sampah yang mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Banjir Tahunan di Ketintang Baru, Masalah Bozem Afur dan Infrastruktur

Mini Kidi--
Tumpukan sampah rumah tangga yang didominasi plastik, styrofoam, hingga eceng gondok selalu menggenangi hampir seluruh permukaan air bozem. Kondisi ini diperparah ketika musim penghujan tiba.
Dengan curah hujan yang tinggi, luapan air bercampur sampah tak jarang menerjang permukiman warga di sekitar perbatasan dua kecamatan tersebut, membawa serta ancaman penyakit dan kerusakan lingkungan.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Asemrowo, Moch Widodo, menyuarakan keprihatinannya.
BACA JUGA:Antisipasi Banjir, Polsek Sukomanunggal Pantau Pintu Air Bozem Simomulyo Baru
Menurutnya, akar permasalahan terletak pada minimnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di kawasan hulu sungai.
"Ini problem klasik. Warga di hulu seenaknya membuang sampah ke sungai, dan arusnya membawa semua itu ke hilir, yaitu ke Bozem Avur Sumo ini," ujar Widodo kepada Memorandum.
Bozem ini menjadi muara dari dua wilayah, yakni Sukomanunggal dan Asemrowo tersebut. Akibatnya, saat sampah menumpuk, warga saling lempar bola, saling menuduh dari mana sampah berasal.
BACA JUGA:Bozem Simo Jebol Digerus Sampah, Ini Kata Wali Kota Surabaya
"Kita tidak bisa saling menyalahkan. Paling penting adalah bagaimana peran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya, yaitu tidak buang sampah sembarangan, apalagi di sungai, " tegasnya.
Tokoh masyarakat yang tinggal di Jalan Tambak Pring Barat ini mengaku bahwa upaya pembersihan rutin dilakukan oleh dinas terkait. Namun, volume sampah yang datang setiap hari membuat upaya tersebut seakan sia-sia.
Sumber:



