umrah expo

Komunitas Nol Sampah Surabaya Sarankan Optimalisasi TPS 3R dan Insentif kepada Masyarakat

Komunitas Nol Sampah Surabaya Sarankan Optimalisasi TPS 3R dan Insentif kepada Masyarakat

Ketua Komunitas Nol Sampah Surabaya Wawan Some.-Istimewa-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Komunitas Nol Sampah Surabaya memberikan apresiasi positif terhadap langkah Pemkot Surabaya dalam pengelolaan sampah, khususnya dengan fokus pada penanganan dari sumbernya. 

BACA JUGA:Komunitas Nol Sampah Sosialisasi Setop Alat Makan Plastik Berbahaya bagi Kesehatan 

Ketua Komunitas Nol Sampah Surabaya Wawan Some, menyatakan pendekatan ini sangat tepat mengingat volume sampah Surabaya yang mencapai 1600-1800 ton per hari, dengan 50 persen berasal dari limbah rumah tangga.


Mini Kidi-- 

Wawan menekankan pentingnya pemilahan sampah dari sumber, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari rumah tangga, RT/RW, hingga kawasan komersial seperti mal, apartemen, hotel, kampus, dan kompleks militer. Ia menilai Surabaya telah menunjukkan progres yang baik, namun perlu optimalisasi lebih lanjut.

Beberapa saran yang diajukan Wawan meliputi pengembangan unit pengolahan sampah di tingkat kampung. Sosialisasi dan penerapan teknologi pengolahan sampah yang murah dan mudah diterapkan di tingkat kampung perlu ditingkatkan.  

BACA JUGA:Komunitas Nol Sampah Kampanyekan Ramadan Tanpa Plastik 

"Untuk kampung yang memiliki keterbatasan, pembangunan TPS 3R tambahan sangat diperlukan, mengingat kebutuhan Surabaya akan 38 TPS 3R.  Rumah kompos yang ada (26 unit) juga dapat difungsikan sebagai semi TPS 3R untuk memaksimalkan sumber daya," kata Wawan.

Selain itu, juga penguatan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Wawan menekankan pentingnya pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah. 

Kampanye sosialisasi, seperti mendorong penggunaan alat makan yang ramah lingkungan pada acara prasmanan dan mengurangi penggunaan alat makan sekali pakai oleh PKL, perlu digencarkan.

BACA JUGA:Peringati Hari Bumi, Potas bersama Komunitas Nol Sampah Bagikan Takjil 

Kemudian sistem onsentif dan tarif sampah. Meskipun sistem pengelolaan sampah berbayar telah diterapkan, Wawan menyarankan adanya sistem insentif bagi warga yang aktif memilah dan mengolah sampah. 

BACA JUGA:Komunitas Nol Sampah Rampok Tas Kresek Pengunjung Pasar Gunung Anyar

Ia mencontohkan kebijakan di Jakarta yang memberikan pengurangan iuran sampah bagi warga yang menghasilkan sampah sedikit dan aktif memilahnya. Dengan demikian, Pemkot Surabaya dapat menetapkan tarif sampah, namun tetap memberikan penghargaan kepada warga yang berkontribusi aktif dalam mengurangi beban pemerintah.

BACA JUGA:Peringati HPSN 2022, Komunitas Nol Sampah hingga Dewan Bersihkan Sampah Plastik di Mangrove Wonorejo

"Ok lah Pemkot Surabaya menentukan tarif. Tapi ada masyarakat yang memilah sampah dapat insentif yang dikasih pemkot ketika ada masyarakatnya yang mengola karena mengurangi beban pemerintah," pungkas Wawan. (rio)

Sumber: