Arogansi Oknum Polisi Warnai Evakuasi Pendaki di Gunung Saeng, Wartawan Dilarang Meliput
Oknum polisi yang arogan sambil mengayunkan sebatang kayu. -Edi Winarko-
JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - Proses evakuasi jenazah pendaki asal SMKN 5 Jember yang tewas di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso, diwarnai tindakan arogan oleh oknum anggota kepolisian.
BACA JUGA:Oknum Polisi Sidoarjo Gerayangi Tubuh Adik Pacar
Sejumlah jurnalis yang meliput jalannya evakuasi dilaporkan dilarang mengambil gambar dan video, bahkan nyaris menjadi korban pemukulan menggunakan tongkat oleh oknum tersebut.

--
Ichuk S Widarsa, wartawan detik.com, mengungkapkan bahwa dirinya telah menunggu di sekitar kawasan hutan dekat Ponkesdes Binakal. Namun, saat rombongan tim evakuasi tiba, seorang oknum polisi yang membawa sebatang kayu menghardik para wartawan dan melarang mereka mendokumentasikan proses tersebut. Tak hanya itu, ancaman fisik pun dilontarkan kepada para jurnalis menggunakan tongkat yang dibawanya.
BACA JUGA:Oknum Polisi yang Terlibat Jaringan Narkoba Dikenal Sosok Dermawan
Perlakuan serupa juga dialami oleh sejumlah wartawan lain yang turut meliput operasi evakuasi ini.
"Tadi saya juga melihat anggota Basarnas sempat didorong oleh oknum polisi tersebut hingga terjatuh," ungkap Ichuk.
Ia menambahkan, kekecewaannya atas tindakan yang dinilainya sebagai bentuk penghalang-halangan terhadap kerja pers.
BACA JUGA:BNNP Jatim Geledah Rumah Oknum Polisi di Sidoarjo, Terlibat Jaringan Narkoba
"Sangat ironis, tindakan arogansi oknum polisi ini terjadi justru di Hari Kebebasan Pers Internasional, " ujarnya.
Senada dengan Ichuk, Ilham Wahyudi, wartawan Radar Ijen, Jawa Pos, menuturkan bahwa dirinya dilarang keras saat bersiap mengambil gambar. Padahal, posisi para wartawan saat itu berada di sisi kanan dan kiri jalur evakuasi, dengan jarak sekitar lima meter dari jalur utama.
BACA JUGA:Berdalih Operasi Narkoba, Oknum Polisi Peras dan Gasak Motor Korban
"Saya tadi sudah standby bersama rekan-rekan wartawan dari Antara, Memorandum, Suara Jatim Pos, dan beberapa wartawan stasiun televisi. Tiba-tiba kami dibentak-bentak dan dilarang mengambil gambar," jelas Ilham.
Sumber:

