Mengenal Euis, Wanita Tangguh Inspiratif Kartini Zaman Sekarang
Euis Ade Prana Putri.-Anwar Hidayat-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kisah inspiratif datang dari seorang wanita tangguh bernama Euis Ade Prana Putri (41), driver ojek online (ojol) asal Sukodono, Sidoarjo. Ia yang merupakan single parents dua anak ini, perjuangannya menjalani hidup patut menjadi inspirasi wanita lain.
BACA JUGA:Hari Kartini 2025, Polsek Pujon Berbagi kepada Masyarakat Disabilitas
Sejak bercerai pada 2019, Euis memutuskan untuk menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Suami meninggalkannya setelah terbukti sering berselingkuh dengan pekerja seks komersial (PSK), Euis bangkit dan mulai bekerja sebagai kurir hingga akhirnya menjadi driver ojol pada 2022.

--
"Saya harus tetap berjuang demi anak-anak saya," ujar Euis.
BACA JUGA:Hari Kartini, Polwan Sidoarjo Kenakan Kebaya di Samsat
Setiap pagi, Euis bangun pukul 06.00 WIB untuk mengantarkan anak-anaknya ke sekolah sebelum memulai aktivitasnya sebagai driver ojol. Dengan menempuh perjalanan dari Sukodono ke Surabaya, rerata pendapatannya mencapai Rp 3,8 juta hingga Rp 4 juta per bulan. Meski tidak besar, jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak-anaknya.
Namun, perjuangan Euis tidak selalu mudah, pekerjaan ini seringkali menguras tenaga dan pikiran, dia harus berhadapan dengan kemacetan lalu lintas serta tantangan fisik yang melelahkan.
BACA JUGA:Kebun Binatang Surabaya Rayakan Hari Kartini dengan Promo Spesial untuk Pengunjung
"Awalnya saya muncul keraguan, apakah saya bisa bertahan di pekerjaan yang didominasi cowok. Tapi saya sadar, kalau bukan saya, siapa lagi yang akan menghidupi anak saya," katanya.
Selain menjadi ojol, Euis juga pernah bekerja sebagai baby sitter sambil menjajal aplikasi Shopee untuk menambah penghasilan. Dalam kondisi sulit pun, dia tetap memprioritaskan pendidikan anak-anaknya.
BACA JUGA:Srikandi BNPM Gelar Halal Bihalal dan Memperingati Hari Kartini di Surabaya
"Anak-anak adalah alasan utama saya untuk terus maju," tambahnya.
Meskipun mantan suaminya memberikan nafkah Rp 50.000 per hari, jumlah itu hanya cukup untuk kebutuhan dasar, bahkan, separuh dari uang tersebut seringkali dialihkan kepada ibu kandung bahkan ke istri simpanan.
Sumber:

