Aktivis Lingkungan KOPIPA Desak Pemerintah Pulihkan Ekosistem Sungai Berantas yang Terancam Punah
Puluhan aktivis lingkungan dari Komunitas Pecinta Ikan dan Perairan Nusantara (KOPIPA) --
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Puluhan aktivis lingkungan dari Komunitas Pecinta Ikan dan Perairan Nusantara (KOPIPA) Gresik turun ke jalan untuk menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi Sungai Brantas yang semakin tercemar.
Aksi ini dipimpin oleh Jofan Aprilia sebagai koordinator aksi, yang menyerukan kepada pemerintah agar segera melakukan pemulihan ekosistem sungai yang kini terancam punah akibat pencemaran limbah industri dan domestik.
BACA JUGA:Wali Kota Eri Cahyadi Janji Akan Entaskan Rutilahu hingga Perbaikan Kampung di Surabaya
Aksi damai yang digelar di Tugu Bambu Runcing, Surabaya, diikuti oleh 20 orang anggota KOPIPA. Mereka membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan peduli lingkungan serta data mengenai kerusakan ekosistem Sungai Brantas.
"Kami ingin pemerintah segera bertindak. Jika tidak ada upaya serius untuk memulihkan ekosistem Sungai Brantas, maka bukan hanya ikan belida yang hilang, tetapi juga spesies lainnya yang akan mengalami nasib serupa," tegas Jofan Aprilia
BACA JUGA:Buntut Kasus Pencabulan di Panti Asuhan, DPRD Surabaya Tuntut Perbaikan Sistem Pengawasan
Menurut Jofan, penyebab utama terganggunya ekosistem Sungai Brantas adalah limbah industri dan limbah domestik yang dibuang secara sembarangan ke sungai. Limbah tersebut mencemari air sungai, merusak habitat ikan.
Selain itu, minimnya pengawasan terhadap pembuangan limbah industri menjadi salah satu faktor yang memperparah kondisi ini.
"Industri besar sering kali membuang limbah tanpa mematuhi aturan yang ada. Akibatnya, sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan malah menjadi ancaman bagi ekosistem dan manusia," tambahnya.
BACA JUGA:Apel Pengamanan Unjuk Rasa F-SPMI, Kapolsek Sawahan Pastikan Keamanan Terjaga
Jofan juga mengungkapkan rencana aksi lanjutan yang akan dilakukan di Kali Mas. Dalam aksi tersebut, mereka berencana membawa ikan-ikan besar.
"Aksi ini dilakukan untuk memberikan peringatan keras kepada pemerintah agar segera mengambil langkah nyata. Kami ingin menunjukkan bahwa ikan-ikan besar yang dulunya ada di sungai kita kini semakin langka karena ulah manusia," ujar Jofan.
Dalam aksinya, Jofan dan anggota Kopipa menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Salah satunya adalah pemasangan CCTV di titik-titik pembuangan limbah industri untuk memantau aktivitas ilegal yang merusak sungai.
"Kami juga mendesak pemerintah untuk memberikan alat pemantau kualitas air kepada masyarakat. Dengan alat ini, warga bisa langsung mengetahui apakah air sungai di sekitar mereka masih layak atau sudah tercemar,"ujar Jofan. (yat)
Sumber:

