DPD Golkar Tulungagung Kupas Buku Banjir Tulungagung, Bahas Solusi ala Masa Lalu untuk Masa Kini
Jairi Irawan bersama Latif Kusairi dan kawan dalam bedah buku Banjir Tulungagung.--
Penulisan buku tersebut merupakan kelanjutan dari riset panjang sejak masa kuliahnya.
“Ini hasil riset sejak S1 lalu saya perdalam dan saya kombinasikan. Buku ini revisi ketiga, prosesnya lebih dari tiga tahun karena sempat macet,” ujarnya.
Latif mengungkapkan bahwa ia menemukan data yang sangat kaya tentang penanganan bencana banjir di masa kolonial, sehingga bagian itu akan ia susun dalam buku tersendiri.
“Masa kolonial tidak masuk buku ini karena datanya sangat banyak. Saya akan buat buku terpisah tentang penanganan banjir masa kolonial,” katanya.
Lebih jauh, ia memaparkan temuan penting penyebab banjir Tulungagung dari masa ke masa.
“Penyebab banjir ada beberapa. Mulai dari letusan Gunung Kelud yang endapannya membuat sungai Brantas dangkal sehingga aliran air dari selatan terganggu. Selain itu Tulungagung berada di dataran rendah sehingga perlu penyudetan air lewat terowongan Tulungagung Selatan,” jelas dia.
BACA JUGA:Tutup Rangkaian Ulang Tahun, Golkar Kota Kediri Gelar Senam Sehat dan Bagi Sembako
Latif juga menyinggung banjir besar Pucangan tahun 1976.
“Banjir tahun 76 itu dipicu penebangan hutan di perkebunan Besowo sekitar Waduk Wonorejo,” tambahnya.
Melalui bedah buku ini, para peserta diajak memahami bahwa penanganan banjir tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan teknis modern, namun juga perlu belajar dari sejarah agar solusi yang dirancang lebih komprehensif dan berkelanjutan. (fir/fai)
Sumber:



