Antisipasi KLB Campak, Pemkot Surabaya Gencarkan Imunisasi Anak dan Kewaspadaan Dini
Imunisasi anak-anak dilakukan Pemkot Surabaya.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Langkah cepat ini diambil menyusul ditetapkannya status KLB campak di Kabupaten Sumenep, Madura, mengingat tingginya mobilitas penduduk antara kedua daerah.
Sebagai respons, Wali Kota Surabaya menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 400.7.7.1/18915/436.7.2/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Campak. Edaran tersebut menjadi panduan bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memutus mata rantai penularan.

Mini Kidi--
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyatakan bahwa fokus utama Pemkot saat ini adalah mengintensifkan program imunisasi. Petugas kesehatan dikerahkan untuk proaktif mencari anak-anak yang status imunisasinya belum lengkap.
“Mohon doanya agar Surabaya aman dari KLB. Kami terus berupaya agar hal itu tidak terjadi. Fokus utama kami adalah kejar imunisasi, yaitu mencari anak-anak yang status imunisasinya belum lengkap dan melengkapi dosisnya,” ujar Nanik, Senin, 1 September 2025.
Nanik mengakui, tingginya mobilitas penduduk serta adanya sebagian kecil masyarakat yang menolak imunisasi karena stigma atau misinformasi menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mengatasi hal ini, petugas kesehatan seringkali melakukan pendekatan dari rumah ke rumah.
“Kadang-kadang kita harus mendatangi mereka satu per satu, mencari dari rumah ke rumah karena masih ada yang percaya beberapa stigma,” ungkapnya.
Meski menghadapi tantangan, Nanik menegaskan capaian imunisasi di Kota Pahlawan sangat impresif dan berhasil melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat.
BACA JUGA:Dinkes Surabaya Gelar BIAS 2025, Imunisasi Gratis untuk Siswa SD dan SMP
Data Dinkes Surabaya per Januari hingga Juli 2025 menunjukkan capaian imunisasi Campak-Rubella (MR) dosis pertama mencapai 60,1 persen, dosis kedua 60,7 persen, dan dosis ketiga 76,71 persen.
Seluruh angka ini berada di atas target nasional sebesar 58 persen untuk periode yang sama.
“Target dari pusat itu 95 persen per antigen untuk setahun, dan kita sudah melebihi target periodik itu,” tegas Nanik.
Dalam SE yang telah diedarkan dijelaskan bahwa campak adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Gejalanya meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, serta munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh. Penularan terjadi melalui percikan droplet di udara (airborne) dan kontak langsung.
BACA JUGA:Kasus Covid-19 di Surabaya Terkendali, Dinkes Laporkan 27 Kasus Positif hingga Juni 2025
Nanik juga berpesan kepada seluruh orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi Campak-Rubella (MR) lengkap sesuai jadwal dosis pertama pada usia 9 bulan, dosis kedua (booster) pada 18 bulan, dan dosis tambahan di kelas 1 SD/sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
“Imunisasi Campak-Rubella (MR) dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Klinik, maupun Rumah Sakit, baik milik pemerintah maupun swasta,” pungkasnya.
Sumber:



