umrah expo

Sampah Kerja Bakti di Beberapa Titik Kota Surabaya Terbengkalai Berhari-hari

Sampah Kerja Bakti di Beberapa Titik Kota Surabaya Terbengkalai Berhari-hari

Tumpukan sampah kerja bakti di Jalan Girilaya.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Tumpukan sampah sisa kerja bakti warga di Jalan Raya Dukuh Kupang, masih terlihat menggunung hingga Kamis 31 Juli 2025.

Sampah yang didominasi oleh rumah tangga, balok kayu, hingga kasur tersebut telah dibiarkan menumpuk sejak Minggu 27 Juli 2025 lalu, menimbulkan pemandangan kumuh dan mengganggu kelancaran lalu lintas.


Mini Kidi--

Pantauan Memorandum di lokasi, tumpukan sampah yang berada persis di samping taman jalan itu memakan sebagian badan jalan.

Akibatnya, para pengendara yang melintas, terutama dari arah Jalak terpaksa harus memperlambat laju kendaraan dan saling bergantian untuk menghindari tumpukan sampah tersebut.

BACA JUGA:Surabaya Terancam Darurat Sampah, Volume Harian Tembus 1.800 Ton

Kondisi ini diperparah dengan aroma tidak sedap yang mulai tercium dari tumpukan sampah yang telah berhari-hari tidak diangkut.

Salah seorang warga, Wicaksono yang ditemui di lokasi mengungkapkan kekecewaannya.

"Kami sudah semangat kerja bakti membersihkan lingkungan, tapi kalau sampahnya tidak segera diangkut begini kan jadi percuma. Malah sekarang jadi mengganggu jalan dan menimbulkan bau," keluhnya.

Menurutnya, warga telah berinisiatif membersihkan lingkungan mereka, namun kini justru dihadapkan pada masalah baru akibat keterlambatan pengangkutan sampah oleh dinas terkait.

BACA JUGA:Sampah di Luar Kerja Bakti Surabaya Bergerak Tak Akan Diangkut

Persoalan serupa ternyata tidak hanya terjadi di Jalan Raya Dukuh Kupang. Tingginya intensitas kegiatan kerja bakti warga di berbagai penjuru Surabaya dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan disinyalir membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya kewalahan.

Sejumlah laporan menyebutkan adanya penumpukan sampah sisa kerja bakti di beberapa titik lain di Kota Pahlawan.

Kondisi yang sama juga terjadi di kawasan Jalan Girilaya. Tumpukan sampah itu berada dibadan jalan sehingga menyebabkan kemacetan.

"Sudah lima hari ini tak kunjung diangkut, biasanya hanya selang sehari langsung diangkut truk DLH, " kata Kusuma warga sekitar.

Pihak DLH Surabaya, dalam beberapa kesempatan sebelumnya, telah mengakui adanya lonjakan volume sampah dari kegiatan kerja bakti massal. Keterbatasan armada dan personel disebut menjadi salah satu kendala dalam percepatan pengangkutan sampah di ratusan titik yang melakukan kerja bakti secara serentak.

BACA JUGA:Gunungan Sampah di Jalan Banyu Urip Surabaya Akhirnya Diangkut

"Kami berharap ada solusi cepat dari pemkot agar hasil kerja bakti tidak berakhir menjadi tumpukan masalah baru di jalanan, " imbuhnya.

Menanggapi situasi tersebut, sebelumnya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RW 4, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, pada Rabu 30 Juli 2025 pagi.

Dalam sidaknya, ia menyatakan terkejut dengan jenis sampah yang dikumpulkan warga.

"Kalau hasil kerja bakti kan perantingan, endapan (lumpur) selokan. Tapi ini yang dibuang kasur, meja, kursi, kemudian kayu-kayu. Itukan sebetulnya bebannya masyarakat,” kata Eri.

BACA JUGA:Tangani Tumpukan Sampah di Banyu Urip Surabaya, Lurah Kupang Krajan Koordinasi dengan DLH

Ia menegaskan bahwa jenis sampah seperti lemari dan kasur semestinya menjadi tanggung jawab warga, bukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

"Kalau mereka melakukan pembongkaran, itu dilakukan sendiri pembuangan (sampahnya) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Jadi (sampah) yang diambil pemerintah kota adalah sampah rumah tangga," bebernya.(alf)

Sumber: