umrah expo

Ramadan di Masjid Bungkul, Tradisi Berkah dan Legenda Ki Ageng Bungkul

Ramadan di Masjid Bungkul, Tradisi Berkah dan Legenda Ki Ageng Bungkul

Masjid dan Makam Ki Ageng Bungkul Surabaya.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Setiap Ramadan Masjid Bungkul, menjadi saksi bisu tradisi berbagi dan keriuhan spiritual.  Ratusan jemaah memadati masjid bersejarah ini, terutama pada malam-malam ganjil, puncaknya pada pertengahan Ramadan

Tak hanya warga Surabaya, jemaah dari berbagai daerah, bahkan luar Jawa Timur, turut meramaikan ibadah di masjid yang lekat dengan legenda Ki Ageng Bungkul ini. 

"Dari Kalimantan, Banjarmasin misalnya, biasanya datang untuk tawasul, tarawih, di masjid. Bahkan sampai menginap," ujar Sukabri Siswanto, juru bicara Masjid Bungkul.  

BACA JUGA:Sambut Hari Bhakti Pengayoman ke-79, Imigrasi Tanjung Perak Hadir di CFD Taman Bungkul


Mini Kidi--

Setiap hari selama Ramadan, masjid ini menerima sumbangan nasi bungkus, jumlahnya bervariasi antara 50 hingga 100 bungkus, untuk berbagi kepada jemaah yang membutuhkan.

Keunikan Ramadan di Masjid Bungkul terletak pada antusiasme jemaah dalam menantikan malam Lailatul Qadar.  Meskipun tidak ada tradisi khusus yang unik, semangat untuk meraih malam penuh berkah tersebut begitu terasa. 

Kedatangan jemaah paling banyak dari Gresik yang datang menggunakan bus, dengan jumlah mencapai 100-200 orang, menjadi pemandangan umum.  Mereka datang untuk berdoa, bukan semata-mata untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. "Para jamaah yang datang ke sini pada malam ganjil untuk mendapatkan Lailatul Qodar dan tawasul," ungkap Sukabri.

BACA JUGA:Antusiasme Masyarakat pada Pelayanan Kemenkumham Bergerak dan Berdampak di Taman Bungkul Surabaya

Masjid Bungkul sendiri menyimpan sejarah panjang yang tak terpisahkan dari sosok Ki Ageng Bungkul.  Menurut penuturan Sukabri Siswanto yang telah berusia 66 tahun dan tinggal di Surabaya ikut kakeknya. Menurutnya, Ki Ageng Bungkul, yang juga dikenal sebagai Syech Mahmudin, merupakan tokoh penting dalam sejarah Surabaya.  Ia diyakini pernah berguru kepada Sunan Kalijaga.

Silsilah Ki Ageng Bungkul juga menarik untuk ditelusuri.  Ia merupakan putra Sutodirejo, mertua Sunan Giri. Legenda menyebutkan bahwa Ki Ageng Bungkul pernah menemukan buah delima, sebuah simbol yang hingga kini masih menjadi misteri dan bagian dari cerita rakyat Surabaya.

Sukabri Siswanto sendiri pernah mengalami pengalaman unik.  Saat masih muda dan sering mengunjungi makam wali, ia pernah didatangi Ki Ageng Bungkul di rumahnya.  Dalam keadaan yang tidak disadarinya, Ki Ageng Bungkul mengajaknya berbincang dan menanyakan keinginannya.  Sukabri mengaku saat itu meminta kesaktian, namun setelah sadar, ia tak lagi mengingat isi percakapan tersebut.

 BACA JUGA:Ziarah Ke Makam Sunan Bungkul, Wakapolda Jatim Wakafkan 41 Alquran

Kisah Ramadan di Masjid Bungkul dan legenda Ki Ageng Bungkul menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.  Tradisi berbagi, keriuhan ibadah, dan sejarah yang penuh misteri menjadikan Masjid Bungkul sebagai tempat yang istimewa, khususnya selama bulan Ramadan.

Sumber:

Berita Terkait