Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (3-habis)

Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (3-habis)

Bhayangkara FC yang di ujung tanduk degradasi mempunyai sejarah panjang.--

Catatan: Eko Yudiono, Wartawan Memorandum

Mahaka Sports & Entertainment menggulirkan turnamen bertajuk Piala Presiden 2015. Ketika itu Surabaya tidak ada yang mewakili karena sebelumnya Persebaya dengan payung PT Persebaya Indonesia yang mendaftarkan HaKI atas nama Persebaya tidak bermain di kompetisi resmi PSSI.

Nah, karena Persebaya yang sebelumnya bermain di kompetisi resmi di bawah payung PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) telat mendaftar HaKI, mereka akhirnya mewakili Surabaya dan menggunakan nama Persebaya United.

BACA JUGA:Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (1)

Namun, ketika memastikan lolos ke 8 besar, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyarankan PT MMIB menanggalkan nama Persebaya karena sudah menjadi milik PT Persebaya Indonesia. Persebaya United kemudian berganti nama menjadi Bonek FC.

BACA JUGA:Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (2)

Tapi lag-lagi nama ini menjadi masalah karena suporter Bonek yang lebih dulu ada tidak menginginkan nama suporter menjadi nama klub. Nah, pada Turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015 nama Bonek FC berubah menjadi Surabaya United. 

BACA JUGA:Mission Impossible: Bhayangkara FC Menang 7-0 Degradasi Masih Mengintai

Menariknya, karena Surabaya United diakui oleh PSSI pada 2016 mereka mengikuti Indonesia Soccer Championship A 2016. Surabaya United kemudian merger dengan PS Polri dan mengubah nama menjadi Bhayangkara Surabaya United (BSU).

Ketika format kompetisi pada 2017 berubah menjadi Liga 1, nama BSU kembali berubah menjadi Bhayangkara FC (BFC). Sebelum kompetisi digelar atau setahun sebelumnya, terjadi pertemuan di Polda Jatim. Ketika itu Bhayangkara menawarkan kepada Persebaya untuk merger.

Harapannya, Persebaya bisa bermain di Liga 1. Namun, Cholid Ghoromah yang ketika itu mewakili Persebaya menolaknya. Persebaya akhirnya bermain di Liga 2.

Sedangkan Bhayangkara FC bermain di Liga 1 dan pindah home base ke Jakarta Selatan (Jaksel). Mereka menggunakan Stadion Patriot dan PTIK sebagai home base.

Hasilnya, dihuni skuad pemain-pemain jebolan U-19 seperti Evan Dimas, Ilhamudin Armayn, Syahrul Kurniawan cs, mereka akhirnya menjadi juara untuk kali pertama kompetisi sepakbola level tertinggi di Indonesia dengan nama Liga 1.

Kini, di musim 2023/2024, BFC terseok-seok dan berada di jurang degradasi. Akankah BFC akhirnya turun kasta setelah melalui perjalanan panjang dari Surabaya hingga Jakarta?

Sumber: