Menelusuri Jejak Mie, Dari Tiongkok Kuno ke Seluruh Dunia
Dari Asia hingga Amerika, mie hadir dalam beragam bentuk dan rasa, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah kuliner masing-masing negara.-pixabay.-
MEMORANDUM - Mie, hidangan yang terbuat dari adonan tepung dan air, telah menjadi makanan pokok di berbagai belahan dunia. Dari Asia hingga Amerika, Mie hadir dalam beragam bentuk dan rasa, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah kuliner masing-masing negara.
Sejarah mie berawal dari Tiongkok kuno, sekitar 2.000 tahun yang lalu. Pada masa Dinasti Han (206 SM - 220 M), mie dibuat dengan cara menumbuk gandum menjadi tepung, mencampurnya dengan air, dan menarik adonan menjadi untaian tipis. Proses ini kemudian disempurnakan dengan penemuan mesin penggiling mie pada abad ke-2 M.
BACA JUGA:Tetap Efisien saat WFH di Bulan Ramadan, Tips Praktis untuk Menyeimbangkan Kerja dan Ibadah
Popularitas mie di Tiongkok mendorong penyebarannya ke berbagai negara di Asia. Di Jepang, mie ramen dan soba menjadi hidangan favorit, sedangkan di Korea, mie jjajangmyeon dan japchae menawarkan cita rasa khas. Di Vietnam, mie pho dan bun cha terkenal dengan kuah kaldu yang gurih.
BACA JUGA:Safari Ramadan Pemkab Lamongan, Menjaga Harmonisasi dengan Masyarakat
Mie juga menemukan tempatnya di benua Eropa. Marco Polo, penjelajah Italia, diyakini membawa mie dari Tiongkok ke Italia pada abad ke-13. Seiring waktu, mie diadaptasi dengan selera lokal, melahirkan hidangan seperti pasta di Italia dan spaghetti di Amerika.
Di Indonesia, mie hadir dalam berbagai variasi, seperti mie ayam, mie goreng, mie kocok, dan mie Aceh. Setiap daerah memiliki resep dan ciri khasnya sendiri, menjadikan mie sebagai bagian integral dari budaya kuliner Indonesia.
Perjalanan mie dari Tiongkok kuno ke seluruh dunia mencerminkan pertukaran budaya dan perdagangan antar bangsa. Mie bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga simbol sejarah dan interaksi manusia. (*)
Sumber: