Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (10) - Pesona Masjid Qiblatain

Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (10) - Pesona Masjid Qiblatain

Jemaah Umrah Memorandum dan Bakkah Tour--

Oleh : Choirul Shodiq

Catatan pagi ini, nyambung tulisan kemarin. Kisah sebelumnya, bisa Anda baca di edisi ke 9. Judulnya Pesona Masjid Quba.

Masih bersama jemaah Memorandum. Rombongan melakukan city tour.

Kali ini tanpa Abah Dahlan.

Ia sedang melakukan perjalan jurnalistik.

Mengunjungi beberapa kota di Arab Saudi. Ditempuh lewat perjalanan darat.

Bagaimana kisah perjalanan jurnalistiknya, bisa Anda baca di edisi ke 8 lalu. Judulnya : "Berpisah dengan Dahlan"

Sementara Bu Dahlan, Nafsiah, masih bersama kami. Ikut mengunjungi beberapa tempat bersejarah di kota Madinah.

Semoga Anda masih ingat. Kemarin, saya menulis pesona Masjid Quba. Hari ini saya akan menulis, pesona Masjid Qiblatain.

BACA JUGA:Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (9) - Pesona Masjid Quba

BACA JUGA:Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (8) - Berpisah dengan Dahlan

BACA JUGA:Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (7) - Ziarah Makam Nabi

Masjid ini juga punya kandungan sejarah di zaman Rasulullah.

Masjid Qiblatain ini, sebagai mana Anda ketahui punya dua mihrab.
Mihrab, adalah tempat imam, memimpin salat jamaah.

Itu bisa Anda baca di buku Tarikh Islam, pelajaran sekolah. Atau silahkan bisa Anda saksikan langsung ke masjid tersebut.
 
Beberapa tahun lalu, saya sempat salat, di masjid Qiblatain ini. Ada dua mihrab, yang berlawanan.

Satunya menghadap ke Masjidil Haram, di Makkah. Satunya lagi menghadap Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsa) di Palestin.

Masjid di kawasan Quba ini, ada yang menyebut Masjid Bani Salamah. Karena bekas rumah, milik Bani Salamah.

Disebut Masjid Qiblatain,  memiliki dua tempat imam.

Selain punya dua tempat pengimaman, masjid ini juga punya dua kubah kembar.

BACA JUGA:Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (1) - Tempat Suksesi

Jemaah Memorandum, kemarin hanya melintas saja. Masjid tersebut pun cukup dilihat jemaah dari atas bis.

Bis berlalu. Jemaah menengoknya dari jendela, sembari mendengarkan Mas Bajuri, ceramah. Dia adalah bos Travel Bakkah, yang membawa kami city tour.

Ia menjelaskan soal masjid Qiblatain.
Menurutnya, saat itu, di Masjidil Haram, masih dipenuhi berhala.

Berderet, dan bertengger berhala di seputaran ka'bah. Rasulullah salat menghadap ke Baitul Maqdis.
Kiblat salat saat itu.


Dahlan Iskan dan Choirul Shodiq--

Seiring berkembangnya Islam, akhirnya Rasulullah diperintahkan salat menghadap Masjidil Haram.

Rasulullah menerima perintah pinda arah kiblat, saat memimpin salat duhur. Dapat dua rakaat, turunlah wahyu, sebagaimana terdapat dalam surat Al Baqarah 144.

Rasulullah tetap melanjutkan salatnya. Sembari berbalik arah 180 drajat.

Jemaah yang ke Madinah, selain salat atau sekedar lewat Masjid Qiblatain.
Juga akan melewati, dan melihat medan Perang Khandaq, dan Uhud. Kisahnya In Syaa Allah akan saya tuliskan besok. (Bersambung)

Sumber: