Asal Usul Hadrah, Persembahan Musik dan Shalawat untuk Rasulullah

Asal Usul Hadrah, Persembahan Musik dan Shalawat untuk Rasulullah

Hadrah, seni musik Islami yang meriah dengan lantunan shalawat nabi, memiliki sejarah panjang yang terjalin dengan tradisi Islam. --pixabay

MEMORANDUM - Hadrah, seni musik Islami yang meriah dengan lantunan shalawat nabi, memiliki sejarah panjang yang terjalin dengan tradisi Islam.

Mari telusuri perjalanan Hadrah dari masa Rasulullah hingga perkembangannya di Nusantara.

Kemungkinan Ada Sejak Era Rasulullah SAW

Meski belum ada bukti konkret, sebagian sumber menyebutkan bahwa Hadrah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hal ini merujuk pada peristiwa hijrah ke Madinah, di mana kaum Anshar menyambut kedatangan Rasulullah dengan diiringi syair dan tabuhan rebana.

Instrumen rebana inilah yang kemudian dikaitkan sebagai cikal bakal Hadrah.

Perkembangan Hadrah di Dunia Islam

Setelah masa Rasulullah, Hadrah berkembang di berbagai wilayah kekuasaan Islam.

Penggunaan rebana dalam Kegiatan Islam: Penggunaan rebana dalam kegiatan keagamaan seperti peringatan Maulid Nabi dan acara lainnya menjadi semakin lumrah.

Munculnya Berbagai Bentuk Hadrah: Di beberapa daerah, Hadrah mulai berkembang dengan ciri khas tersendiri, baik dari segi alat musik, syair yang dilantunkan, maupun gerakan para pemainnya.

BACA JUGA:Doa Qunut Nazilah untuk Palestina dan Masjidil Aqsa Lengkap Arab Latin dan Terjemahnya

BACA JUGA:Doa di Hari Jumat Pagi dan Sore, Arab Latin dan Artinya

Hadrah di Nusantara

Kedatangan Islam di Nusantara turut membawa serta tradisi Hadrah.

Peran Wali Songo: Diduga kuat para Wali Songo berperan besar dalam memperkenalkan dan mengembangkan Hadrah di Nusantara.

Kesenian Hadrah pun diyakini sebagai salah satu media dakwah yang efektif pada masa itu.

Adopsi dan Modifikasi: Masyarakat Nusantara kemudian mengadopsi Hadrah dan memodifikasinya sesuai dengan budaya lokal.

Hal ini terlihat dari penggunaan alat musik tambahan, syair dengan bahasa daerah, hingga gerakan yang lebih dinamis.

Di Indonesia, Hadrah dikenal dengan berbagai nama seperti "terbangan" atau "debus". Di Malaysia dikenal sebagai "rattib Hadrah", di Brunei Darussalam sebagai "rebana Hadrah", dan di Singapura sebagai "kumpulan Hadrah".

Hadrah: Menyatukan Seni dan Keislaman

Hadrah terus lestari dan berkembang  sebagai warisan budaya Islam yang berharga.

Kesenian ini tak hanya  menyuguhkan alunan musik yang meriah, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan shalawat nabi dan rasa cinta kepada Rasulullah SAW. (mg5)

Sumber: