Dampak Negatif Swifties: Ketika Fanatisme Berubah Menjadi Kebuasan

 Dampak Negatif Swifties: Ketika Fanatisme Berubah Menjadi Kebuasan

Dampak Negatif Swifties Ketika Fanatisme Berubah Menjadi Kebuasan - --Instagram taylorswift

SURABAYA, MEMORANDUM - Taylor Swift, penyanyi pop kenamaan, memiliki basis penggemar yang sangat besar dan vokal. Mereka dikenal dengan sebutan Swifties. Namun, di balik dedikasi dan dukungan tak terhingga, terdapat sisi gelap fanatisme Swifties yang dapat berdampak negatif.

Artikel ini akan mengulas sisi gelap tersebut dan dampaknya bagi para individu dan komunitas secara keseluruhan.

BACA JUGA:Terungkap! Sosok Kakak Wonyoung IVE, Jang Da Ah yang Mencuri Perhatian Publik

Dampak Negatif Fanatisme Beracun:

1. Cyberbullying dan Pelecehan Online

Swifties terkadang menyerang individu maupun selebriti lain yang dianggap telah "menyinggung" Taylor Swift. Ini bisa berupa komentar negatif, body-shaming, serangan personal, hingga ancaman di media sosial.

2. Kultur Cancel yang Tidak Sehat

Adanya kecenderungan untuk "membatalkan" (cancel culture) siapapun yang dianggap tidak menyukai atau mengkritik Taylor Swift atau karyanya. Ini menciptakan lingkungan yang mencekam dan tidak mendorong diskusi kritis yang sehat.

BACA JUGA:Konser Kpop di Indonesia, Tips Jitu Mendapatkan Tiket!

BACA JUGA:Kpop Vs Dangdut, Persamaan dan Perbedaan Musik Khas Asia

3. Tekanan dan Ekspektasi Berlebihan

Tekanan yang diberikan Swifties kepada Taylor Swift sendiri untuk terus menerus mengeluarkan karya yang sempurna bisa berdampak negatif pada kreativitas dan kesehatan mentalnya.

4. Pengaruh Buruk pada Kesehatan Mental

Baik pelaku maupun korban bullying dan cyberbullying dapat mengalami trauma, depresi, kecemasan, dan bahkan dalam kasus ekstrem, mengarah ke tindakan bunuh diri.

Sumber: