Dimintai Ganti Rugi Rp 2 Miliar, Ditawar Rp 10 Juta
Yuli Setyo Budi, Surabaya Masih teringat keluarga Baudi dan Riamah yang membuka usaha kos-kosan dan direseki anaknya, Baulum? Pada sesi yang lalu, diceritakan Ulum menghamili dua penghuni kos dan akhirnya kabur? Arman, tetangga Baudi yang driver online langganan Memorandum, bercerita bahwa persoalan keluarga Baudi sudah separuh beres. Baulum sudah kembali dari kekaburannya. “Sebelumnya mereka diteror oleh Genta. Itu lho, yang anaknya, Vena, menjadi salah satu korban hamil Ulum,” kata Arman, dua hari silam. Kepada Arman, Baudi mengeluh sehari bisa dua-tiga kali ditelepon Genta. Dia minta ganti rugi atas kehamilan yang menimpa anaknya. Tidak tanggung-tanggung, Genta minta disediakan uang cash Rp 2 miliar. Bila tidak, Ulum akan dilaporkan ke polisi atas tuduhan pemerkosaan hingga menyebabkan anaknya hamil. Mendengar angka tersebut, Baudi sempat kaget dan nyaris pingsan. Dia bahkan nyaris pasrah dan hendak menyerahkan penyelesaian kasus anaknya kepada Genta. Artinya, Baudi menyerah Baulum dilaporkan polisi. Pikiran ini disampaikan kepada Riamah, tapi istrinya tersebut malah menyemprot Baudi sebagai lelaki lemah, yang bisa ditekan orang lain. Baudi stres dan curhat kepada Arman. Sosok pria ini memang dikenal sebagai sesepuh lingkungan. “Aku sarankan Pak Baudi menawar permintaan Pak Genta. Masak persoalan seperti ini tidak bisa dirundingkan,” kata Arman. Arman mengaku sangat tahu karakter orang semacam Genta. Orang-orang semacam ini biasanya hanya main gertak. Arman yakin bila ditawar serendah-rendahnya, Genta akan mau. Baudi menerima saran Arman. Keesokan harinya ketika Genta datang ke rumah, Badui mengaku hanya bisa memerikan ganti rugi Rp 10 juta. Wow… Genta bak orang kebakaran jenggot. Katanya, sangat tidak masuk akal Rp 2 miliar ditawar Rp 10 juta. Kayak semut dan gajah hamil yang sedang bengkak. Sangat juuuaaaauuuh sekali. Tarik-ulur pun dilakukan, naik-turun penawaran silih berganti. Akhirul kata, mereka sepakat pada angka Rp 60 juta. Itu sudah include dengan biaya menggugurkan kandungan dan tebusan rasa malu terhadap tetangga kiri-kanan. Hari itu persoalan vs keluarga Genta dianggap selesai. Genta pulang dengan membawa uang cash Rp 60 juta. “Itu sangat murah bila dibandingkan Ulum harus berurusan dengan polisi. Sampeyan tahu sendiri kan bagaimana tetek bengek urusan dengan penegak hukum? Bengek pula dompet dan tabungan kita,” canda Arman. Kini tinggal menyelesaikan urusan dengan keluarga Warok dan anaknya, Titin. Tapi kalau mengingat mereka sudah sempat sepakat menikahkan Ulum cs Titin, diyakini persoalan ini tidak bakalan ruwet. Maka, Baudi, Riamah, dan Ulum menyegerakan diri berkunjung ke Ponorogo. Sesampai di sana, ternyata Warok dan keluarganya tidak berada di tempat. Kata tetangga kiri-kanan, mereka sudah seminggu ini tidak berada di rumah. Ada yang mengatakan mereka umrah. Ada yang mengatakan mereka pulang kampung ke mertua Warok di Banten. Dll. “Mereka kabarnya disakiti sama keluarga yang dikosi anaknya di Surabaya. Kini mereka pulang ke rumah neneknya di Genduk (sebutan untuk Titin, red). Kabarnya sih akan membuat perhitungan. Kakek Genduk kan orang pintar,” begitu inti perkataaan dari para tetangga Warok di Ponorogo. (bersambung)
Sumber: