Stigma Menikah di Usia 25 Tahun: Mitos yang Sudah Usang

Stigma Menikah di Usia 25 Tahun: Mitos yang Sudah Usang

-pixabay-

MEMORANDUM - Pernahkah Anda merasakan tekanan sosial untuk menikah di usia 25 tahun? Stigma bahwa perempuan "terlambat" menikah di usia tersebut masih melekat di masyarakat. 

Artikel ini akan membahas bagaimana stigma ini muncul, dampaknya, dan mengapa stigma tersebut sudah tidak relevan di era modern.

BACA JUGA:Kiat Membangun Hubungan yang Harmonis dan Tetap Awet Meski Lama Menikah

1. Asal Mula Stigma:

Stigma menikah di usia 25 tahun berakar dari budaya patriarki dan konstruksi sosial tradisional. 

Perempuan diharapkan untuk menikah muda dan fokus pada peran domestik. Anggapan ini mengabaikan potensi dan pencapaian perempuan di luar pernikahan.

BACA JUGA:Tina Toon Pelantun Lagu Bolo-Bolo Menikah, Ini Sosok Suaminya

2. Dampak Stigma:

Stigma ini dapat menyebabkan tekanan dan kecemasan bagi perempuan yang belum menikah di usia 25 tahun. 

Mereka dihakimi dan dihujani pertanyaan tentang pernikahan. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan diri dan mental mereka.

BACA JUGA:Resmi Menikah, Intip 7 Potret Pernikahan Denny Caknan dan Bella Bonita

3. Ketidakrelevanan Stigma di Era Modern

Era modern menghadirkan perubahan besar dalam peran perempuan. Perempuan memiliki akses pendidikan dan pekerjaan yang lebih luas. 

Kesadaran akan kesetaraan gender juga semakin meningkat. 

Sumber: