Krisis Lingkungan : Upaya Global dalam Menangani Perubahan Iklim
Hadapi krisis lingkungan dan perubahan iklim dengan upaya global--
SURABAYA, MEMORANDUM - Upaya bersama dari komunitas global mendesak dalam menangani krisis lingkungan dan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Krisis lingkungan menjadi isu global yang semakin mendesak. Salah satu dampak paling nyata adalah perubahan iklim yang ditandai dengan naiknya temperatur bumi, perubahan pola cuaca ekstrem, dan meningkatnya permukaan laut.
Upaya global untuk menangani perubahan iklim telah diupayakan melalui berbagai forum dan kesepakatan internasional.
BACA JUGA:Dampak Transisi Perubahan Iklim, Pemkot Surabaya Imbau Masyarakat Waspada DBD
Berikut beberapa contohnya:
1. Protokol Kyoto (1997)
Protokol Kyoto merupakan perjanjian internasional yang mewajibkan negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. perjanjian ini memiliki beberapa periode komitmen, dan meskipun telah menunjukkan hasil positif, masih terdapat beberapa negara yang belum mencapai target pengurangan emisi.
2. Perjanjian Paris (2015)
Perjanjian Paris merupakan kesepakatan global yang bertujuan untuk membatasi kenaikan temperatur bumi di bawah 2 derajat Celcius, dan bahkan diupayakan untuk mencapai 1,5 derajat Celcius. Perjanjian ini mewajibkan semua negara untuk menyusun dan menyampaikan Nationally Determined Contributions (NDC) yang berisi target pengurangan emisi gas rumah kaca.
3. COP26 (2021)
COP26 atau Conference of the Parties ke-26 merupakan konferensi perubahan iklim yang diadakan di Glasgow, Inggris pada tahun 2021. Konferensi ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, seperti komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, menghentikan deforestasi, dan meningkatkan pendanaan untuk aksi iklim.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto: Kader Muda Golkar Harus Siap Hadapi Perubahan Iklim
Selain upaya global, aksi lokal juga sangat penting dalam menangani perubahan iklim. Berikut beberapa contoh aksi lokal yang dapat dilakukan:
- Menggunakan energi terbarukan: Beralih ke energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
- Menghemat energi: Mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan, serta menggunakan kendaraan umum atau bersepeda dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
- Menanam pohon: Pohon menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
- Mengurangi penggunaan plastik: Plastik merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca. Mengurangi penggunaan plastik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Krisis lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Upaya global dan aksi lokal harus terus dilakukan untuk menangani perubahan iklim dan melindungi bumi untuk generasi mendatang.
Sumber: