Pelempar Batu Pengguna Jalan Ditahan
Tulungagung, Memorandum.co.id - Tak butuh waktu lama bagi anggota Reskrim Polsek Bandung dan anggota Satreskrim Polres Tulungagung untuk mengungkap kasus pelemparan batu kepada pengguna jalan di Desa Gandong, Kecamatan Bandung. Akibat aksi itu, dua korban yaitu M Soli (18), warga Desa Wateskroyo, Kecamatan Bandung; dan Bembi (24), warga Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo Trenggalek, dirawat di rumah sakit. Informasinya, korban Bembi bersama suaminya baru saja pulang menonton konser. Saat melintas di lokasi, tiba-tiba dilempari batu dan pecahan aspal oleh segerombolan pemuda yang tidak dikenal. Sementara itu, kondisi pengguna jalalan liannya, Soli jauh lebih parah. Sebab, akibat lemparan batu itu korban kondisi tangan kanan pemuda ini hampir patah. Namun, korban berhasil menyelamatkan diri dan ditolong warga sekitar. Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia mengatakan, pasca pelemparan polisi langsung memeriksa 15 orang pemuda yang diduga mengetahui kejadian itu. Dan akhirnya 4 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti melakukan pelemparan kepada pengguna jalan. “Lima belas orang sudah kita mintai keterangan, empat di antaranya ini sudah kita tetapkan sebagai tersangka, mungkin bisa bertambah lagi,” jelas Pandia, Selasa (11/2). Keempat tersangka adalah Ferry (20), Fendi (23), Andika (20) dan Heri (25). Mereka merupakan pemuda asal Desa Gandong, Kecamatan Bandung. Empat pemuda ini diamankan di rumah masing- masing setelah polisi mengembangkan keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian. Pandia menegaskan, dengan perkembangan selanjutnya, bukan tidak mungkin tersangkanya akan terus bertambah, sesuai dengan bukti yang ditemukannya di lapangan. “Bertambah terus bisa saja, ini masih ada yang diperiksa intensif. Kami dalami terus, yang jelas jangan sampai ada tempat untuk pelaku kriminal di wilayah Tulungagung,” tegasnya. Pandia menjelaskan, di hadapan penyidik Polres Tulungagung, keempat tersangka ini belum memberikan jawaban yang jelas mengenai alasan mereka melempari para korban. Untuk itu pihaknya masih mendalami terus. Sebab bukan tidak mungkin ada kaitannya dengan dendam oknum komunitas silat yang ada di Tulungagung. “Untuk penyebabnya masih kita dalami, pengembangan informasi masih kita lakukan, bisa saja ada kaitannya dengan oknum perguruan pencak silat,” kata Pandia. Pandia menambahkan, usai kejadian kemarin pihaknya langsung melakukan langkah antisipatif dengan mengumpulkan pimpinan perguruan pencak silat guna membahas langkah ke depannya, agar tidak lahir lagi kejadian- kejadian yang dilakukan oleh oknum-oknum perguruan silat di Tulungagung. “Untuk pimpinan pencak silat sudah kita kumpulkan. Kita bahas lagi cara agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Mungkin nanti kita akan minta agar tidak memakai kaus ketika ada konser atau pertunjukan,” pungkas Pandia. (fir/mad/fer)
Sumber: