Temuan Dosen UB, Atasi Kelangkaan Garam
Dosen FPIK UB Andi Kurniawan SPi MEng DSc.-Biro Malang Raya-
MALANG, MEMORANDUM - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) Andi Kurniawan SPi MEng DSc membuat metode inovatif mengatasi kelangkaan garam.
Ia mengembangkan Greenhouse Salt Tunnel dengan metode “Continuously Dynamic Mixing” yang dapat meningkatkan efisiensi produksi garam dan mengurangi ketergantungan faktor cuaca.
BACA JUGA:Dewan Profesor UB Bedah Buku Pemikiran Profesor dan Deklarasi Palestine Solidarity
Inovasi tersebut berangkat, dari produksi garam rakyat yang masih menggunakan metode tradisional. Yakni metode evaporasi menguapkan air laut atau air payau (solar salt). Namun, bisa terkendala dengan musim hujan produksi garam berhenti karena intensitas sinar matahari yang rendah.
BACA JUGA:Launching Beragam Sarpras, FTP UB Dampingi 50 UMKM
“Dalam perkembangannya, teknologi produksi garam telah berkembang menggunakan rumah kristalisasi garam tunnel bambu. Namun penggunaan material bambu untuk kontruksi rangka tunnel garam mempunyai beberapa kendala seperti umur bambu yang terbatas,” terangnya.
BACA JUGA:Kanim Malang Layani Eazy Intal untuk Pelajar Asing di UB
Dengan metode tersebut, kata Andi, terkait rangka tunnel garam menggunakan galvalum. galvalum umurnya lebih lama dibanding bambu. Desain dibuat presisi agar bentuk tunnel menjadi rapi. Selain itu, bisa dibongkar pasang bisa dipindahkan ke tempat lain.
BACA JUGA:Sehat Bermartabat, Akuntabel, Tema Dies Natalis Ke-61 UB
“Melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa terlalu tergantung pada faktor cuaca,” jelas pria yang juga Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi ini.
BACA JUGA:QR Code Scanner, Cara UB Beri Akses Arsip Sejarah Pimpinan
Metode ini, sedang dalam proses pendaftaran paten dengan nomor S00202210897.
BACA JUGA:Aksi Nyata Green Kampus, UB Hadirkan Sepeda Listrik untuk Civitas Akademika
Proses pengolahan garam, memanfaatkan prinsip kontinyu dan dinamis. Memungkinkan produksi garam dengan menghasilkan garam berkualitas K1 (NaCl 95 persen) dan bisa memenuhi standar garam industri. (*)
Sumber: