Zonder Uang Transportasi, Reses Anggota DPRD Jatim di Blitar Ricuh
Peserta undangan reses yang berjatuhan karena saling dorong-Biro Blitar-
BLITAR, MEMORANDUM - Kegiatan reses anggota DPRD Jatim, Guntur Wahono di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten BLITAR pada Selasa malam 30 Januari 2024 diwarnai kericuhan.
Ditengarai, kericuhan terjadi lantaran peserta reses kecewa tidak diberikan uang transportasi. Alhasil, agenda itu pun terpaksa dihentikan sebelum waktunya.
Supangat, salah satu panitia menjelaskan, kericuhan dipicu oleh teriakan peserta di bagian belakang yang meminta uang transportasi.
"Awalnya lancar-lancar saja, dipicu teriakan beberapa peserta minta uang transport. Kami sayangkan, acara akhirnya bubar," ungkapnya.
BACA JUGA:GPI Minta Gedung Baru Dinas PUPR Blitar Disegel
Panitia acara yang dihadiri 300 orang ini hanya menyiapkan bingkisan berupa minyak goreng dan kaos. Diduga, para peserta undangan mulai gelisah setelah melihat tidak adanya uang transportasi di dalam bingkisan tersebut.
Begitu Guntur Wahono mulai berbicara, meminta program apa saja yang dikehendaki masyarakat Bendosewu, satupun tidak ada yang bertanya. Celetukan suara sumbang dari undangan belakang meminta uang transport.
Menurut keterangan beberapa peserta, Anggota DPRD Jatim Fraksi PDI Perjuangan dari dapil 7 ini pamit undur diri, setelah suasana mulai gaduh, karena masih memiliki agenda lain.
Bahkan sebelum meninggalkan tempat, ia berpesan, kalau ada aspirasi bisa dicatat. Hal ini membuat suasana tambah gaduh. Dari belakang mulai merangsek ke depan terjadilah saling dorong. Hingga beberapa undangan berjatuhan.
BACA JUGA:Kapolres Blitar Kota Bersama Masyarakat Kerja Bakti Bersihkan Sungai
"Gegerannya ya dipicu gak ada uang transportnya. Setelah itu ya saling dorong, dan bubar selamatkan diri masing-masing. Bingkisannya juga dilempar-lempar karena kecewa," ujar Dyantok salah satu peserta reses.
Sementara itu, Guntur Wahono saat dikonfirmasi mengaku tak tahu menahu jika terjadi kericuhan tersebut. Dirinya juga menyebut ia dan panitia telah sepakat jika tidak membetikan uang transportasi, namun menggantinya dengan program.
"Saya ndak tahu mas, waktu itu saya sudah pulang. Kita memang sepakat dengan panitia untuk mengganti uang transportasi dengan program," jelas Guntur.(Nus/zan)
Sumber: