Visi Misi dan Program Kerja, Faktor Utama Paling Kuat Pengaruhi Pemilihan Caleg

Visi Misi dan Program Kerja, Faktor Utama Paling Kuat Pengaruhi Pemilihan Caleg

Pengamat Politik dan Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Menurut telaah Pengamat Politik Ikhsan Rosidi,  berdasarkan hasil dari berbagai seri survei yang selama ini pihaknya lakukan, faktor utama paling kuat yang mempengaruhi pemilih dalam memilih calon anggota legislatif adalah faktor visi misi dan program kerja

"Dalam survey SSC terakhir bulan november 2023, faktor visi misi dan program kerja adalah faktor paling kuat yang berpengaruh dalam memilih caleg yakni, 38.8 persen. Baru menyusul faktor  faktor lain, seperti personality dan ketokohan (19.9 persen) serta faktor uang (26,9 persen)," kata Ikhsan Rosidi kepada Memorandum, Kamis 14 Desember 2023.

Berkaca dari hal itu maka, Ikhsan Rosidi yang juga Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) menjabarkan, yang berpeluang menjadi anggota dewan adalah calon calon yang program kerjanya secara berkelanjutan paling dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, yang bersentuhan langsung dan menjadi solusi bagi masalah masalah sehari hari yang dihadapi masyarakat. 

"Termasuk juga calon calon yang memiliki karakter dan personality yang baik dan didukung oleh rekam jejak yang nir-cedera. Serta tentu saja adalah calon calon yang didukung oleh kinerja mesin politik yang baik dan mapan, sehingga caleg caleg dari partai besar lebih berpeluang untuk jadi anggota dewan dalam Pileg nanti," tutur Ikhsan Rosidi.

BACA JUGA:Pondok Rehabilias Assyifa Ngawi Siapkan Kamar untuk Caleg Depresi

Menurutnya, calon calon petahana memiliki insentif lebih untuk terpilih lagi karena jaringan tim politik yang telah tertata, namun insentif tersebut menurut hasil survei tidak lebih dari 30 peraen, artinya dalam beberapa gelaran pemilu tercatat bahwa calon petahana yang terpilih lagi di pemilu berikutnya tidak lebih dari 30 persen dari seluruh calon petahana. 

"Ketua Ketua DPC partai partai besar yang ikut mencalonkan diri sebagai caleg, juga memiliki peluang yang lebih besar. Sebab posisi politik mereka berpengaruh positif pada popularitas mereka di mata publik," paparnya.

Diketahui sudah dua pekan lebih musim kampanye pileg dan pilpres berlangsung. Para caleg harus kerja keras untuk merebut suara dari para warga di dapilnya. Waktu, tenaga, dan uang akan terserap dalam upaya menjaring suara.

Ikhsan Rosidi mengatakan, tentu tidak sebatas dana saja  yang harus disiapkan caleg agar bisa lolos ke parlemen. Sebab dana sebanyak apapun tidak akan berguna tanpa adanya program kampanye komprehensif.

BACA JUGA:Dugaan Pelanggaran Pemilu Caleg PKB Surabaya, Bawaslu: Proses Pembahasan

"Dana, adalah salah satu bagian penting dalam proses pencalonan menjadi anggota legislatif. Tapi Dana sebanyak apapun tidak akan berguna tanpa adanya program kampanye komprehensif, jangka panjang yang terukur, teratur dan terencana. Demikian juga program sebaik apapun tidak akan optimal tanpa didukung tim kampanye dan jaringan yang kompeten dan handal," terang Ikhsan Rosidi.

Ikhsan juga menyampaikan bahwa perlu dipahami bahwa menjadi wakil rakyat adalah bukan semata mata pilihan profesi atau pekerjaan. 

"Menjadi wakil rakyat adalah penggilan pengabdian, sehingga pertimbangan mengenai besaran penghasilan harus dikesampingkan, sebab sudah pasti jumlah pendapatan sebagai seorang anggota legislatif tidak akan seimbang dengan jumlah dana yang dikeluarkan saat akan mencalonkan diri," imbuhnya.

Perlu diapahami juga, pada saat seseorang masuk ke arena pertarungan politik menjadi calon anggota legislatif, konsekuensinya utamanya adalah mempersiapkan mental untuk menang atau kalah. 

Sumber: