Sampah Plastik Jadi Masalah Serius Surabaya, Optimalkan Perwali

Sampah Plastik Jadi Masalah Serius Surabaya, Optimalkan Perwali

Pendiri Komunitas Nol Sampah, Wawan Some.--


SURABAYA, MEMORANDUM - Sampah plastik menjadi masalah serius di SURABAYA. Ironisnya lagi, Sampah plastik itu masih banyak ditemukan di saluran dan sungai.

Pendiri Komunitas Nol Sampah, Wawan Some sapaan karibnya mengkritisi masih banyaknya Sampah plastik di SURABAYA. Pemerintah Kota (Pemkot) SURABAYA perlu mengoptimalkan Perwali Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

"Perwalinya hanya batasan tentang kresek saja. Seharusnya saatnya direvisi. Tambahkan item yang dilarang atau yang dibatasi, seperti sachet, botol air kemasan, sachet, styrofoam, alat makan sekali pakai dan popok atau pembalut, " kata Wawan Some, kepada Memorandum Kamis 7 November 2023.

Pihaknya berharap agar pemkot segera mengoptimalkan Perwali tersebut. Di antaranya dengan menambah subjek dan objek yang dilarang atau dibatasi. Untuk mempertegas aturan itu, Wawan Some mendorong agar Perwali lebih terperinci.

BACA JUGA:Sensus Sampah Plastik di Sungai Pogot Surabaya, BRUIN: 77% Didominasi Sachet

"Perwalinya harus nambah, (karena) objeknya hanya kresek, tapi juga plastik sekali pakainya. Seperti sachet, botol air kemasan, sachet, styrofoam, alat makan sekali pakai dan popok atau pembalut," paparnya.

Terlebih, mengacu pada Permen LHK 75 tahun 2019, per 1 Januari 2030 tidak boleh ada lagi penggunaan kresek, sedotan plastik, dan styrofoam. "Ini harus dilakukan karena sudah ada aturan melalui permenLHK 75 tahun 2019, " ujarnya.

Selain itu, penerapan perwali tersebut juga harus dimaksimalkan. Dikatakan Wawan, baru minimarket dan supermarket yang menerapkan. Sedangkan di sektor resto, mall juga belum sepenuhnya jalan. Hanya 30 persen yang sudah melaksanakan.

"Ini (di sektor resto dan mall) juga kurang tegas pemkot. Harus berani maksa mall, resto untuk menerapkan perwali tersebut. Perwali ini harus diterapkan di semua sektor. Sementara kalau toko modern sudah," tandasnya.

BACA JUGA:Sungai di Surabaya Dipenuhi Sampah Plastik, Ecoton Desak Produsen Bertanggung Jawab

Banyaknya sampah itu terbukti ketika awal musim hujan. Kurun waktu 3 hari hujan yang menguyur Surabaya beberapa waktu lalu, setidaknya kurang lebih ada 300 ton sampah yang terkumpul di saluran dan sungai. Paling bayak adalah sampah plastik. Kondisi ini mempertegas bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya sampah plastik masih rendah.

"Berarti masih ada warga yang membuang sampah sembarangan. Harus ditindak tegas karena sudah ada peraturannya," imbuhnya.

Wawan Some menjelaskan, berdasarkan data dari kajian ITS sampah plastik di Surabaya 22 persen. Sampah itu terbanyak kresek, lalu alat makan sekali pakai, botol, kemasan termsuk sachet, pembalut atau popok.

"Mesti dikaji. Sumbernya dari mana. Apa ada titik tertentu yang menjadi tempat pembuangan. Kalau sudah ketahuan daerahnya. Kemudian tempatkan kontainer kecil kayak di kali tebu dan sungai di Surabya utara," tandasnya.

BACA JUGA:Berkat Ada Larangan Kresek, Sampah Plastik di Surabaya Berkurang 2 Ton Setiap Hari

Jika dilihat dari komposisi sampah di Kota Surabaya (2021), Sampah sisa makanan yang dominan, mencapai 54 persen lebih, sampah kertas 14 persen dan Sampah plastik 22 persen. Jumlah sampah plastik ini meningkat dibandingkan tahun 2017 yang hanya 14 persen.

Berdasarkan studi yang  dilakukan ITS dengan beberapa lembaga pada tahun 2021, di TPA Benowo diketahui 5 jenis plastik terbanyak adalah tas kresek (27 persen), plastik peralatan makan sekali pakai (18 persen), popok dan pembalut (17 persen), botol minuman (14 persen), dan plastik kemasan (8 persen). Sementara Dinas Lingkungan Kota Surabaya menyebutkan, sampah warga Surabaya yang masuk TPA Benowo sehari mencapai 1.500-1.600 ton

Pihaknya mengharapkan warga kota Surabaya untuk mengubah gaya hidup agar seminimal mungkin tidak menghasilkan sampah yang akan menjadi beban bagi bumi.

"Masyarakat harus mengurangi sampah plastik," ujarnya.

BACA JUGA:Kampanyekan Pengurangan Sampah Plastik, Pemkot Gelar Jalan Sehat

Khusus untuk sampah  plastik, selain akan berdampak terhadap lingkungan juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Mikroplastik, pewarna, pelemas plastik jika terkontaminasi makanan atau minuman dan masuk kedalam tubuh manusia dapat mengganggu  kesehatan tubuh, bahkan dapat bersifat karsiogenik (menyebabkan kanker).(alf)

Sumber: