Dinsos Surabaya Berdayakan Penghuni Liponsos Bertanam Sayur dan Membatik

Dinsos Surabaya Berdayakan Penghuni Liponsos Bertanam Sayur dan Membatik

Penanaman sayuran di Liponsos -Alfin-

SURABAYA, MEMORANDUM - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)  Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos), Dinas Sosial Kota Surabaya menyebutkan bahwa Liponsos Keputih, Sukolilo saat ini menampung 762 orang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Padahal tempat itu idealnya bisa menampung 650 orang yang memiliki masalah sosial. 

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajrihatin melalui Kepala UPTD Liponsos Keputih Surabaya, Imam Muhaji mengatakan, sebagian besar penghuni didominasi oleh penderita ganguan jiwa yang mencapai 554 jiwa, dan selebihnya adalah orang gelandangan, lansia terlantar, anak jalanan, pengemis, serta pengamen yang ditangkap oleh petugas. 

"Kapasitas liponsos idealnya 650 dengan ruangan yang ada. Untuk penghuni liponsos sekarng ini 762 orang, " kata kata Imam diwawancarai Memorandum. 

Saat ini Liponsos Keputih dihuni oleh 762 orang. Rinciannya, 554 diantaranya penderita ODGJ, 80 orang gelandangan, 54 lansia terlantar, 8 orang pengamen, 6 orang pengemis (gepeng), 6 orang terlantar dan sisanya lain lain. Para penghuni liponsos ditampung di lima bangunan yang disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing.

BACA JUGA:Rehabilitasi Sosial hingga Updating Data MBR Jadi Indikator Kinerja Dinsos Surabaya

Banyaknya penderita ODGJ yang tidak terurus menjadi penyebab membludaknya penghuni. ODGJ tersebut setelah diamankan petugas kemudian ditampung di Liponsos Keputih yang memiliki lahan seluas 7.250 meter persegi.

"Dari jumlah tersebut mayoritas warga atau penduduk Kota Surabaya, karena ada hampir 200 sekian orang yang diberi KTP Surabaya tahun 2022 itu," ujarnya. 

Jumlah penghuni akan bisa terus bertambah, karena petugas Satpol PP terus melakukan razia terhadap gelandangan dan pengemis yang sebelumnya banyak bertebaran di Surabaya. Selain itu banyak dari keluarga penderita ganguan jiwa yang tidak mau menampung walaupun orang tersebut sudah sembuh, sehingga pihak liponsos keputih akan menampung mereka kembali. 

"Setelah mereka datang kita data, kalau memang butuh rumh sakit kita kirim ke rumh sakit, kalau dari rumah sakit sudah tahu keluarga nya kita hubungi keluarga, kalau belum ketemu keliarga dan orang tersebut belum bisa ngomong kita bawa ke dispendukcapil untuk perekaman sidik jari barang kali yang bersangkutan sudah punya KTP. Selama perjalanan itu kalau mereka ada keluarga, keluarganya kita hubungi bahwa ada keluarganya disini kondisinya sudah bagus, kalau memang tidak ada keluarga sama sekalian atau tidak ditemukan keluarganya biasanya kita kirim ke balai provinsi maupun balai besar milik kementrian sosial juga bisa, " terangnya. 

BACA JUGA:Dinsos Surabaya Salurkan BPNT untuk 39 Ribu KPM

Dalam rangka pengurangan kepadatan di dalam liponsos, pemkot bekerja sama dengan Pemprov Jatim secara berkala memulangkan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang sudah mendapat pembinaan ke daerah asal.

"Kalau yang kita salurkan biasanya yang tidak memiliki keluarga, kalau yang punya keluarga kita pulangkan, " imbuhya. 

Untuk melayani ratusan penghuni, UPTD Liponsos memiliki 108 sumber daya manusia (SDM). Antara lain, 11 juru masak, 12 tenaga keamanan, 26 petugas kebersihan, 6 petugas administrasi dan 46 tenaga pendamping, 3 driver. 

"Ada pendamping khusus jumlahnya 46 orang, terdiri dari perawat 23 orang, dan sisanya pendamping, " jelasnya. 

Sumber: