Jadi Tuan Rumah Piala DuniA U-17 tapi Indonesia Tidak Bisa Menikmati Maksimal, Ada Apa?
Jurnalis senior Cak Amu dan host podcast MemorandumTV Eko Yudiono.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Jurnalis senior Abdul Muis menjadi bintang tamu di Podcast MemorandumTV. Cak Amu sapaan karibnya bicara panjang lebar terkait Indonesia umumnya dan SURABAYA khususnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Sementara itu, Podcast ini akan tayang pada Sabtu, 25 November 2023 pukul 16.00 di channel YouTube MemorandumTV.
“Kita itu bangsa yang bisa dikatakan tidak bisa menikmati apa yang terjadi di negara sendiri. Buktinya, kita jadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Ini tidak main-main lho. Tittlenya World Cup meskipun tingkat junior. Sayangnya persiapan timnas kita ala kadarnya,” ungkap pria yang hobi gowes itu.
Cak Amu menyebut sistem pembinaan sepak bola di Indonesia harus segera dibenahi. “Jangan ketika ada turnamen besar kita ujug-ujug mempersiapkan tim. Pasti hasilnya tidak maksimal,” beber pria yang pernah liputan Piala Dunia Korsel-Jepang pada 2002 silam itu.
Paling tidak menurutnya pembinaan sepak bola harus sedini mungkin dilakukan untuk mencapai hasil terbaik. “Misalnya, kalau mau berlaga di Piala Dunia U-17, persiapannya harus mulai umur 7 tahun. Dipantau oleh talent scouting yang ada,” beber Cak Amu.
BACA JUGA:Pers Harus Mengambil Posisi yang Tegas, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim Bicara Panjang Lebar di Podcast
Pembinaan pemain muda menjadi penting karena Indonesia ke depan masih berpeluang menjadi negara yang bisa menggelar Piala Dunia tingkat senior tapi bersama negara-negara lain di Asia Tenggara. “Dulu pas zamannya Sepp Blatter (Presiden FIFA) ada wacana seperti itu. Nah, bisa saja wacana itu terwujud ke depan. Karena itu, persiapan harus dilakukan mulai dari sekarang. Jangan sampai nanti ketika terpilih jadi tuan rumah kita tidak bisa menikmati event karena tim kita tersingkir di babak penyisihan,” jlentrehnya.
Ia kemudian membahas rivalitas Brasil dan Argentina. Menurut Cak Amu, bicara masalah talenta, Indonesia sebenarnya tidak kurang. Banyak sekali talenta-talenta dari Papua hingga Aceh.
“Kalau ngomong makanan. Tidak beda aslinya makanan Brasil dan Argentina dengan Indonesia. Mereka juga banyak makan nasi. Buktinya banyak pemain asing Brasil dan Argentina yang makan nasi dan tetap bagus main bolanya. Lalu apa masalahnya. Kembali ke sistem tadi bagaimana mengelola pembinaan sepak bola agar menghasilkan talenta-talenta luar biasa,” jelasnya.
Terkait final prematur yang mempertemukan Brasil dan Argentina di babak perempat final, Cak Amu lebih melihat kepada sistem yang dipakai di Piala Dunia U-17. “Kalau piala dunia senior pasti ada pool yang memisahkan negara-negara unggulan tapi kalau di Piala Dunia junior tidak ada. Tapi saya prediksi perempat final bakal seru karena ada dua top skor dari kedua tim,” pungkasnya. (ono/nov)
Sumber: