Berikut Kesaksian Warga sebelum Dua Pesawat TNI AU Jatuh di Lereng Gunung Bromo

Berikut Kesaksian Warga sebelum Dua Pesawat TNI AU Jatuh di Lereng Gunung Bromo

Bangkai pesawat latih milik TNI AU Abdulrahman Saleh Malang jatuh di lereng Gunung Bromo, Pasuruan.--

PASURUAN, MEMORANDUM-Bak film action, dua pesawat latih TNI AU yang jatuh di lereng Bromo Pasuruan disaksikan sejumlah warga. Paiman, salah satu warga menyaksikan secara langsung sebelum kedua pesawat itu jatuh pukul 11.18 WIB. 

Saat itu, Paiman sedang berkebun di lahannya di Keduwung Atas Desa Keduwung Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Ia bersama warga lainnya mendengar ada raungan dua pesawat yang terbang cukup rendah. “Saya sempat melihat ada dua pesawat yang terbang jaraknya berdekatan. Terbangnya rendah sekali. Kira-kira 150 meter dari saya berdiri. Jadi dua pesawat kelihatan jelas,” cerita Paiman. 

Karena dekatnya pesawat dengan dirinya dan petani lainnya berkebun, sampai terdengar bunyi suara krek…krek…dari atas pesawat. Beberapa saat setelah Paiman melihat dua pesawat itu terbang rendah diatas kepalanya, tiba-tiba terdengar suara keras. Doar! Kemudian, beberapa detik kemudian terdengar pula teriakan warga di daerah Watugedek Keduwung Atas. “Yang doar pertama itu kayaknya pesawat nabrak tebing. Lalu, saya dengar petani teriak-teriak, saya lari dan lihat sudah ada pesawat yang jatuh di perkebunan,” cetus Paiman yang juga Parisada (tokoh agama Hindu) di Desa Keduwung :Puspo.

BACA JUGA:Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Sudah Dievakuasi 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dua pesawat latih milik TNI AU Abdulrahman Saleh Malang jatuh di lereng gunung Bromo, Pasuruan pada Kamis (16/11) sekira pukul 11.18 WIB. Dua pesawat itu jatuh di kawasan Desa Keduwung Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. 

BACA JUGA:Pandangan Psikolog : Pengaruh Media Sosial pada Anak Landasan Perilaku SelfHarm

Dua pesawat itu jenis pesawat latih Super Tucano dengan ekor pesawat bertipe TT-3111 dan TT-3103. Kedua pesawat itu jatuh dalam keadaan mengenaskan. Satu terjatuh berkeping-keping setelah menghantam tebing. Dan satunya terbakar di lahan perkebunan milik Perhutani yang ditanami warga. 

Paiman memperkirakan pesawat yang jatuh lebih dulu adalah pesawat yang menabrak tebing di Watublorok Desa Wonorejo, Lumbang. Baru disusul oleh pesawat yang jatuh di lahan perkebunan warga di daerah Watugedek Keduwung dan akhirnya terbakar. “Saya waktu lihat pesawat jatuh di Keduwung atas itu, saya ndak bolehkan orang-orang mendekat. Awas, jangan mendekat nanti takutnya meledak,” cetusnya. 

Ia memperkirakan jika jatuhnya dua pesawat latih milik TNI AU itu bukan karena crash (kecelakaan di udara). Melainkan karena kabut tebal yang menyelimuti kawasan Keduwung Puspo dan sekitarnya. “Kalau saya memperkirakan karena jarak pandang akibat kabut tebal, Pak. Kabutnya tadi tebal banget. Jarang pandang itu bisa 25 meteran,” cetusnya. (kd/mh)

Sumber: