Nirapambudi Devianto, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Berbagi Pengalaman di Podcast Memorandum TV
Dr Nirapambudi Devianto, Sp.PD jadi bintang tamu di Podcast Memorandum TV dipandu host Eko Yudiono.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Dokter Nirapambudi Devianto, Sp.PD adalah seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam. Salah satu tempat praktiknya saat ini di rumah sakit umum daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Lalu bagaimana ceritanya lelaki asli Madiun ini menjadi dokter di Kalimantan Timur? Di Podcast Memorandum TV yang dipandu host Eko Yudiono, suami dari dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K) berbagi pengalaman.
Di awal podcast, dokter yang karib disapa Pambudi ini menyebut, orang tuanya bekerja di pabrik gula kawasan Pagotan, Madiun. “Orang-orang sering menyebut bahwa bapak saya itu adalah dokter gula. Yaitu orang yang kerjanya mencampurkan zat ke gula sehingga menjadi kristal dan siap dipasarkan,” ungkap dokter Pambudi.
BACA JUGA:Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K), Jangan Takut, Sunat Lebih Sakit dari Operasi Katarak
Nah, menurut pria yang hobi bersepeda ini, orang tuanya kemudian menginginkan anak-anaknya menjadi dokter. “Kebetulan kami berempat saudara diarahkan ke kedokteran dan alhamdulillah semua jadi dokter,” imbuhnya.
Perjalanan menjadi dokter dimulai ketika ia berkuliah di Unair. Setelah lulus pada 1993 sebagai dokter umum, ia kemudian diwajibkan untuk mengambil PTT (pegawai tidak tetap) di daerah terpencil.
BACA JUGA:Masa Jabatan Gubernur Khofifah Berakhir 31 Desember 2023
“Harapan saya waktu itu, kenapa mengambil daerah terpencil di Kalimantan Timur, agar nantinya menjadi kredit poin ketika saya mengambil spesialis,” jelasnya.
Tiga tahun di daerah terpencil, Pambudi bercerita, ia harus naik perahu besar dulu di Sungai Mahakam. Selanjutnya bersambung naik perahu motor kecil yang biasa disebut Ketinting.
Setelah menjalani PTT tiga tahun, Pambudi kemudian sekolah spesialis. Tahun 1998 ada tes dan, dia diangkat menjadi PNS (ASN) di rumah sakit provinsi setempat.
Setelah itu, pambudi kemudian mengambil spesialis dan lulus pada tahun 2000 silam. Bekerja di Kaltim sedangkan istri di Surabaya membuat berat diongkos. Namun, Pambudi menyebut menjalani profesinya dengan semangat tinggi.
Setelah menjadi dokter spesialis penyakit dalam, Pambudi menyebut banyak sekali pengalaman-pengalaman utamanya menyangkut fellow endoskopi yang kini menjadi spesialisnya.
Kata Pambudi, manusia sebenarnya bebas makan apa saja asal tidak ada alergi atau kelainan. “Namun ingat, berhentilah makan sebelum kenyang,” urainya.
Ia perlu mengatakan demikian karena, penyakit saluran cerna (Gastroentero-hepatologi ) merupakan salah satu jenis penyakit dalam yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Organ yang termasuk dalam bidang ini adalah hati, pankreas kantung empedu, kerongkongan perut, usus halus, dan usus besar.
Sumber: