Lima Wisma Eks Lokalisasi Moroseneng Masih Buka, Amankan 13 PSK, 3 Pelanggan, dan 5 Germo

Lima Wisma Eks Lokalisasi Moroseneng Masih Buka, Amankan 13 PSK, 3 Pelanggan, dan 5 Germo

Surabaya, memorandum.co.id - Kabar ditutupnya lokalisasi Moroseneng hanyalah isapan jempol. Ternyata di tempat tersebut masih marak aktifitas prostitusi meskipun tidak terang-terangan. Informasi tersebut membuat pihak kepolisian gerah. Hingga akhirnya  anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya menggerebek lima wisma di Jalan Moroseneng I. Tidak tanggung-tanggung, 21 orang terdiri dari 13 pekerja seks komersial (PSK), lima pria sebagai germo dan tiga pria hidung belang digelandang dari lima wisma tersebut, Kamis (9/1) dini hari. Ironisnya dari belasan PSK tersebut, terdapat satu orang yang sedang mengandung lima bulan. “Tiga pria yang tepergok sedang transaksi seks juga kami amankan beserta perempuan yang melayaninya," kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni, kemarin. Ruth menjelaskan, penggerebekan itu bermula dari informasi dari sejumlah masyarakat yang menyebut, jika dari lima wisma tersebut masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi. Mendengar informasi itu, pihaknya langsung menurunkan anggota dan melakukan penggerebekan di gang I. Saat itu, tampak beberapa pria duduk di depan wisma yang tutup. Pria-pria tersebut kemudian diamankan. Ternyata meski wisma terlihat tutup ternyata di dalamnya terdapat aktifitas esek-esek. “Wisma yang kami gerebek adalah wisma Srikandi, Citra, Sumber Mas, Madona, dan wisma Jumpa Lagi,” imbuh Ruth Yeni. Lanjut Ruth, meski dari luar kondisi wisma tertutup ternyata di dalamnya ada beberapa wanita yang duduk di sofa dengan pakaian sangat seksi. Mereka dipekerjakan di sana sebagai pekerja seks komersial (PSK). Ada juga beberapa pria yang berdiri di luar wisma yang bertugas mencari pelanggan (germo). Pihaknya juga menemukan tiga pria hidung belang di dua wisma yaitu wisma Srikandi dan Sumber Mas. Mereka digerebek saat berhubungan intim. Petugas masih menyidik satu persatu PSK dan germo di bisnis prostitusi itu. “Ini masih kami sidik lagi terkait aktifitas dan siapa pemilik atau germonya,” lanjut mantan Panitreskrim Polsek Wonokromo itu. Dari keterangan salah satu germo, Sumarto, (48), dia hanya bertugas mencarikan pelanggan. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan dalam sebulan bisa mendatangkan 30 tamu di wisma tersebut. Untuk sekali mendapat pelanggan dia mendapat komisi Rp 20 ribu. Beda lagi dengan keterangan seorang germo di wisma Jumpa Lagi. Ia mendapat keuntungan Rp 25 ribu per orang. “Operasinya pukul 19.00 hingga 03.00 dini hari. Biasanya yang datang pelanggan lama,” kata pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai penjual nasi goreng itu. Seorang PSK bernama Raisa (36), mengaku berasal dari Jawa Tengah. Dia baru saja dicerai oleh suaminya dan baru seminggu bekerja di wisma itu. Sebelumnya ibu satu anak ini bekerja di pabrik kayu. Sekali melayani pelanggan, Raisa mendapat uang Rp 80 ribu. “Sehari bisa satu sampai dua kali melayani tamu,” beber Raisa. (fdn/nov)

Sumber: