Proyek Normalisasi di Tandes Dikebut 2 Bulan, 1.000 Ton Sedimen Lumpur bercampur Sampah Berhasil Dikeruk

Proyek Normalisasi di Tandes Dikebut 2 Bulan, 1.000 Ton Sedimen Lumpur bercampur Sampah Berhasil Dikeruk

Proyek normalisasi yang dilakukan di Jalan Tandes.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota SURABAYA melakukan normalisasi saluran air pada tiga titik. Yakni di Jalan Tandes Lor, Karangpoh dan Balongsari. Pengerjaan normalisasi box culvert sisi selatan ini dikebut sebelum musim hujan.

Pantauan Memorandum, di lokasi ada dua alat berat berupa eksavator dan dua alat berat berukuran kecil untuk membantu proses pengerukan. Tampak penutup box culvert yang berada di atas jalan raya itu dibuka untuk akses pengerukan sedimen.

Leman petugas Pematusan DSDABM mengatakan pengerukan ini dikarenakan sedimentasi lumpur terlihat jelas. Sedimentasi merata di sepanjang box culvert sisi selatan. Akibatnya drainase yang ada dibawah jalan raya tersebut makin dangkal. Pengerukan besar besaran pun dilakukan.

BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Surabaya, Doorprize Bagi Peserta yang Gunakan Baju Adat Daerah Terbaik

"Normalisasi ini dilakukan rutin setiap hari mulai pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB. Selain petugas pematusan, normalisasi ini juga dibantu alat berat karena sedimen lumpur menumpuk sampai 2 meter," kata Leman ditemui Memorandum di lokasi.

BACA JUGA:Pengakuan Shasha, Korban Investasi dan Arisan Bodong Cuan Grup, Dijamin Owner Bila Kreditur Macet

Pihaknya mengaku dalam proses pengerukan ini sempat mengalami kendala. Kendala yang dimaksud ketika debit air tinggi otomatis tidak bisa dikerjakan.

"Karena alat berat ini diturunkan ke bawah (saluran) sehingga harus netralisir dari air. Kemudian air disedot pompa yang sengaja kita bawa agar alat berat bisa beroperasi," jelasnya.

Sementara, Kasi Pemeliharaan dan Prasarana Pematusan DSDABM Achmad Idi Pratiknyo mengatakan, akibat sedimentasi ini  saluran air makin dangkal. Sehingga dilakukan proyek normalisasi di sepanjang jalan tersebut. Yang semula dijadwalkan pengerjaannya berlangsung 3 bulan (September-November), kini dikebut jadi dua bulan selesai.

"Normaliasi ini kita kebut sebelum musim hujan. Tidak sampai November, karena kita khawtir hujan. Normaliasi ini sebagai salah satu upaya memaksimalkan fungsi daripada saluran air. Apalagi bentar lagi memasuki musim hujan sehingga, optimaliasi fungsi saluran dilakukan dengan cara mengangkut sedimentasi," kata Idi diwawancarai Memorandum.

Selain sebagai antisipasi menjelang musim hujan, normalisasi ini dilakukan karena sedimentasi berupa lumpur dan sampah rumah tangga ini membuat saluran tidak bisa berfungsi optimal.

"Sedimennya sudah tinggi dan waktunya dikeruk. Kita pilih lokasi tersebut karena berdekatan dengan sambungan keluarnya sungai Balong dan menuju rumah pompa Balong 2," jelasnya.

Idi mengakui bahwa sedimen lumpur itu menumpuk hampir lebih dari separuh ketinggian box culvert. "Tingginya box culvert itu 3,5 meter. Kalau sedimennya 2 meter berarti cuma tersisa ruang 1,5 meter," ungkapnya.

Pihaknya menyampaikan bahwa dalam nomalisasi ini sejumlah alat berat seperti eksavator dan alat pengeruk lainnya dikerahkan untuk mempermudah proses normalisasi. 

Sumber: