Kanker Payudara Capai 1.677 Kasus, Dinkes Surabaya Buka Layanan Deteksi Dini di Puskesmas

Kanker Payudara Capai 1.677 Kasus, Dinkes Surabaya Buka Layanan Deteksi Dini di Puskesmas

Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina-Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM - Angka kasus kanker payudara di Surabaya cukup tinggi. Data periode terbaru semester awal 2023 atau hingga bulan terakhir, jumlah kasus kanker payudara mencapai 1.677 kasus.

"Jumlah kasus kanker payudara sampai dengan September 2023 sebanyak 1.677 kasus," kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina.

BACA JUGA:Tingkatkan Derajat Kesehatan, Kota Malang Kuatkan Imunisasi

BACA JUGA:Ketahui Dampak Negatif dari Kecanduan Konsumsi Ganja bagi Kesehatan Tubuh

Menurutnya, penderita kanker payudara per September 2023 naik 334 kasus dibanding tahun lalu periode yang sama. Peningkatan tersebut menyentuh lebih dari 10 persen.

"Ada peningkatan sebesar 11 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kasus kanker payudara sampai September 2022 sebesar 1.343 kasus," jelasnya.

Dari deretan kasus tersebut, penderita kanker payudara, ungkap Nanik, tidak hanya berusia lanjut. Melainkan rentang usia 19-59 tahun. Sementara itu, penyebab kanker payudara belum bisa diketahui secara pasti.

"Rentang usia penderita kanker payudara terjadi pada usia 19 sampai 59 tahun," ujarnya.

BACA JUGA:Tips Sehat, Batas Maksimal Makan Mie Instan Selama Seminggu

BACA JUGA:Dosen Unusa Bagi Tips Sehat Jasmani dan Rohani untuk Anak

Meski begitu, pihaknya menyampaikan, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara dan harus diwaspadai serta dikendalikan. Yaitu merokok dan terpapar asap rokok atau perokok pasif,  pola makan yang buruk atau tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet atau pewarna.

"Faktor lain risiko penyebab kanker payudara, yakni haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun, menopause atau berhenti haid setelah umur 50 tahun, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun dan tidak pernah menyusui anak. Namun sampai dengan saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti," paparnya.

Menurut Nanik, upaya yang bisa dilakukan diri sendiri untuk mengidentifikasi adanya kanker atau tumor payudara bisa dilakukan dengan SARARI atau periksa payudara sendiri. "Termasuk dengan melihat perubahan bentuk payudara dan kulit di sekitar payudara," cakapnya.

BACA JUGA:15 Manfaat Mengonsumsi Susu Sapi Bagi Kesehatan

Sumber: