Sulap Limbah Buah dan Sayur Jadi Sabun, Mahasiswa Unair Sabet Medali Perak Internasional

Sulap Limbah Buah dan Sayur Jadi Sabun, Mahasiswa Unair Sabet Medali Perak Internasional

Dari inovasi T Paper Shop, mahasiswa Unair yang berhasil meraih medali perak tingkat internasional dalam Indonesia Inventors Day (IID 2023).--

SURABAYA, MEMORANDUM - Sampah organik ternyata bisa diolah menjadi sabun ramah lingkungan. Seperti halnya inovasi mahasiswa Unair yang memanfaatkan limbah sampah buah dan sayur yang disulap menjadi sabun.

Karya ini mereka sebut T- Paper Soap. T- Paper Soap adalah sebuah sabun kertas yang terbuat dari limbah sampah buah dan sayur. Inovasi itu berawal dari tingginya angka permasalahan limbah sampah buah dan sayur terutama pada wilayah Asia termasuk Indonesia. 

Bernika Citra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengatakan, baginya limbah tersebut sangat disayangkan jika tidak dapat teratasi dengan segera, karena berdampak pada keseimbangan alam. 

Dengan inovasi tersebut, Bernika dan kelompoknya melakukan fermentasi pada limbah buah dan sayur untuk memastikan aman untuk digunakan pada kulit manusia. Uji mikroba pun juga dilakukan untuk menguji antibakteri pada S.aureus, S. dysenteriae dan E. coli.

“Kami mengetahui betul dalam inovasi ini memang tidaklah mudah dalam pengimplementasiannya. Berkat dukungan dan semangat tim tidak memudarkan kita untuk menyempurnakan inovasi kami,” tutur Bernika.

Bernika mengatakan, bahwa dalam inovasi ini merupakan hasil dari kolaborasi antarfakultas. Menurutnya, kolaborasi antarfakultas merupakan hal yang sempurna dalam inovasinya. 

Sempat beberapa kali mengalami kesulitan dalam menentukan waktu yang pas untuk melakukan penelitian bersama. Namun, halangan waktu tersebut tidak menggoyahkan semangat mereka untuk berhasil menciptakan T-Paper Soap.

Dari inovasi ini tujuh mahasiswa Unair berhasil meraih medali perak tingkat internasional dalam Indonesia Inventors Day (IID 2023) di Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Bali. 

Mereka adalah Bernika Citra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Ria Chusnita, Zhafira Khansa, mahasiswa Fakultas Kedokteran Ggi (FKG), Marikke Nawang, Zahra Ashila, mahasiswa Fakultas Farmasi (FF), Khuril Malail dan Intan Fairuz, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK).

Bernika menambahkan, untuk di titik ini ia dan tim harus melalui beberapa tahapan seleksi. Mereka harus mengumpulkan abstrak hingga membuat prototype produk dan inovasinya.

“Tentu, pencapaian ini merupakan kerja keras yang telah kami perjuangkan. Tak hanya ingin menjadi juara namun sebagai bentuk mahasiswa yang peduli akan lingkungan dan alam di masa depan,” tegasnya. (*)

 

Sumber: