Ciptakan Aplikasi Pelitaku Pintar, PPK Ormawa FKM Unej Teken Komitmen Desa Sehat

Ciptakan Aplikasi Pelitaku Pintar, PPK Ormawa FKM Unej Teken Komitmen Desa Sehat

Ketua PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej, Nabila Anisa Toyibah, tunjukkan Aplikasi Pelitaku Pintar--

Jember, Memorandum - Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (Unej) menggelar penandatanganan komitmen dalam melanjutkan program Desa Sehat Berbasis Aplikasi Pelitaku Pintar di Kantor Camat Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Rabu (20/9/2023).

Penandatanganan komitmen tersebut dilakukan oleh pihak terkait, yaitu Camat Tenggarang, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso yang diwakili oleh Kepala Puskesmas setempat, Kepala Desa dan disaksikan oleh Kapolsek Tenggarang.

Ketua PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej, Nabila Anisa Toyibah, mengatakan bahwa penandatanganan komitmen ini merupakan tindak lanjut dari program Desa Sehat Berbasis "Aplikasi Pelitaku Pintar" yang telah dilaksanakan pada tahun 2023.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, mengurangi pernikahan dini dan mencegah timbulnya stunting baru di Desa Tenggarang," ujar Nabila.

Nabila menjelaskan bahwa dalam program ini, akan dilakukan berbagai kegiatan, seperti penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan sosialisasi Aplikasi Pelitaku Pintar. Aplikasi Pelitaku Pintar merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh tim PPK Ormawa FKM Unej untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi kesehatan.

Sosialisasi dan pendampingan gizi anak dalam upaya penurunan angka stunting. Hal ini mengingat tangsil kulon merupakan lokus stunting. Kegiatan kami lakukan dengan mengundang ibu dari balita stunting dan gizi kurang tiap pos posyandu. Kegiatan terdiri atas penyuluhan, serta praktik pengolahan PMT lokal dari ikan lele dengan menu pentol lele.

Pengolahan limbah sampah dengan cara pengadaan Bank sampah untuk sampah anorganik yang dikoordinir oleh kader pelitaku serta pengolahan sampah menggunakan maggot dan pengelolaan Bank sampah terletak di pos kesehatan lingkungan.

Pengolahan pangan lokal dari daun singkong yang akan menjadi tambahan penghasilan kader. Kegiatan ini akan diikuti kader muda terutama yang belum memiliki pekerjaan dengan bimbingan dari mahasiswa prodi agribisnis mulai dari pengolahan produk sampai pemasaran produk.

Sementara itu, Ketua Tim Taks Force, Dr Dewi Rokhma SKM, Mkes, yang juga Wadek III FKM Unej, menambahkan bahwa program Desa Sehat Berbasis "Aplikasi Pelitaku Pintar" ini merupakan salah satu upaya Unej untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

"Kami berharap kehadiran PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej bisa memberikan solusi, sebagai civitas akademika tidak hanya duduk di bangku kuliah (seperti menara gading) tapi kami turun untuk memberikan program yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Tenggarang," ujar Dewi.

Penandatanganan komitmen ini merupakan langkah awal dalam pelaksanaan program Desa Sehat Berbasis "Aplikasi Pelitaku Pintar" di tahun 2023. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Desa Tangsil Kulon, bisa menjadi percontohan, Kecamatan, Tenggarang, Bondowoso.

Program pelitaku terdiri atas. Pembentukan kader pelitaku yang terdiri dari kader muda dan ibu posyandu. Kader dibentuk sebagai garda terdepan dalam tercapainya desa tangsil kulon yang sehat. Kepengurusan kader pelitaku di sahkan melalui SK desa sebagai bentuk dukungan dari pihak desa.

Aplikasi Pelitaku Pintar sebagai aplikasi kesehatan desa berbasis android yang memiliki fitur literatur dan artikel kesehatan baik untuk kesehatan masyarakat hingga kesehatan lingkungan. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan jadwal dan pengingat kegiatan yang diadakan oleh kader.

Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk Konsultasi masalah kesehatan kepada kepala bidang kesmas dan kesling. Aplikasi ini ditujukan pada Masyarakat desa Tangsil kulon terutama para kader untuk meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan Masyarakat dan lingkungan.

Menurut Dewi Rokhma, Desa Tangsil Kulon masih memiliki masalah kesehatan berupa: (1) Stunting dengan angka kejadian 20% atau 45 anak (Hasil Bulan Timbang Dinas Kesehatan Bondowoso Bulan Agustus 2022); (2) Penambahan susu formula pada bayi dibawah satu tahun sebanyak 45,71%; (3) Rendahnya konsumsi mineral pada ibu hamil  yang  menyebabkan lahirnya Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian sebanyak 9,26%; (4) Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada wanita usia subur dengan kejadian sebanyak 13,04%.

Pola konsumsi mineral pada ibu hamil hanya sebesar 18,81%. Pada aspek kesehatan lingkungan permasalahan yang dihadapi yaitu: (1) Sebanyak 85,29% masyarakat desa tangsil kulon masih mandi, cuci, dan buang air besar di sungai sehingga belum Open Defecation Free (ODF) atau belum 100% masyarakat BAB di jamban.

Hal ini dibuktikan dengan rendahnya kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat, yaitu sebesar 28,64%; (2) Selain itu terdapat 83,3% masyarakat tidak mengolah limbah ternak; dan (3) Sebanyak 69,3% masyarakat membuang sampah di sungai.(edy/ziz)

Sumber: