Membangun Surabaya dengan Memelihara Harapan pada Tahun Politik
Surabaya, memorandum.co.id - Momen pergantian tahun kali ini dirayakan dengan penuh refleksi dan pengharapan yang tulus. Mengingat tahun 2019 menjadi tahun yang sangat berat bagi bangsa Indonesia. Direktur Government and Parliament Watch Institute Vinsensius Awey mengatakan, bencana alam, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, hingga kondisi sosial politik yang memakan banyak korban jiwa merupakan tamparan keras.Namun, itu semua dilewati dengan kepala terangkat dan dada yang membusung kokoh karena satu hal yaitu harapan. Menurut dia, harapan membuat segala sesuatu mampu dijadikan sebagai bahan pelajaran. Harapan membuat bangsa Indonesia menjadi dewasa dalam menyikapi berbagai macam persoalan. Tahun 2020 merupakan babak baru yang akan dilewati bersama-sama. Ada begitu banyak hal tengah menunggu. Termasuk event politik lima tahunan yang menjadi pertanda bahwa sebagai negara demokrasi, Indonesia merupakan negara penjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakatnya dengan melibatkan mereka secara langsung dalam memilih pemimpin. Bagi dia, pengalaman buruk prosesi event politik sebelumnya harus diakui masih menyisakan beberapa persoalan cukup serius dan pelik. Masyarakat Indonesia hari ini tengah dihadapkan pada sebuah persoalan apatisme terhadap geliat dunia perpolitikan tanah air. Tidak heran jika pergelaran event politik di masa mendatang diprediksi akan kehilangan banyak peminat. “Hal paling utama adalah dengan mengembalikan kepercayaan yang tengah berusaha menghilang dalam diri mereka. Kepercayaan itu tidak melulu harus dengan mengumbar janji, tetapi bisa juga dengan mengapresiasi kinerja pemerintah sambil secara berlahan-lahan kita memberikan masukan-masukan bernilai konstruktif di dalamnya,” beber mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019. Contoh sederhananya adalah ketika dirinya mengapresiasi kinerja Tri Rismaharani yang telah membangun Kota Surabaya. Dunia internasional telah mencatat nama Risma sebagai seorang Wali Kota yang sangat luar biasa. Terlepas dari segala pencapaian yang ada, beberapa catatan penting yang harus diperbaiki Pemkot Surabaya selepas purnanya kepemimpinan Tri Rismaharani. Masih lanjut Awey, ini yang kemudian menjadi dasar pemikiran dia hendak maju sebagai bakal calon Wali Kota Surabaya 2020-2025. Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian dia adalah soal animo masyarakat untuk menjadikan transportasi massal sebagai kendaran utama untuk beraktifitas. Rendahnya minat masyarakat itu terutama bersumber dari buruknya manajemen transportasi di Surabaya yang belum kunjung diselesaikan. Masih banyak kendaraan umum tidak layak jalan masih beroperasi. Tidak adanya penerapan traffic demand management, semacam pengkondisian pembatasan volume kendaraan dalam proses rekayasa lalu lintas juga berimbas pada meningkatnya tingkat kesemrawutan pengendara dalam mengendarai kendaraan roda dua maupun roda empat. “Kondisi ini akan berdampak pada tingginya kerugian akibat kelambanan penangganan sistem transportasi di Kota Surabaya. Oleh karena itu, saya menawarkan konsep transportasi massal yang ramah lingkungan dan saling terintegrasi,” ungkap politisi Partai Nasdem. Hal ini bisa terwujud dengan melakukan kolaborasi bersama Pemprov Jawa Timur. Yaitu dibuatnya koneksi transportasi yang saling memberi keuntungan antara Kota Surabaya dengan kota-kota lain di sekitarnya. “Masih banyak persoalan lain yang masih harus kita selesaikan secara bersama-sama. Pekerjaan rumah kita sekarang yang paling penting adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang betapa pentingnya keterlibatan mereka dalam menyongsong tahun politik pada 2020 mendatang,” pungkas dia. (udi/tyo)
Sumber: