Kopyah Pencakar Langit Bikin Alumni Untag Surabaya Dapat Sepeda dari Jokowi

Kopyah Pencakar Langit Bikin Alumni Untag Surabaya Dapat Sepeda dari Jokowi

Surabaya, memorandum.co.id - Gegara menggunakan busana adat Madura dengan kopyah pencakar langit, Ricky Ardianto alumni Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya angkatan 2012, diganjar sepeda angin oleh Presiden Joko Widodo. Momen bahagia itu didapatkan Ricky saat menjadi pemenang busana adat terbaik dalam upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Jakarta. Ricky mengaku bahagia dan tak menyangka bisa menjadi salah satu orang yang beruntung dalam perlombaan yang digelar online itu. "Awalnya saya terlambat untuk daftar secara online. Namun, masih rezeki. Alhamdulillah ternyata masih ada kesempatan kedua. Saya lalu coba scroll medsos dan saya juga diberi info dari teman yang di Istana kalau akan dibuka lagi pendaftarannya tanggal 8 di pukul 08.45,” ujarnya dihubungi Memorandum, Minggu (20/8). Busana adat yang dikenakan Ricky memang unik. Dia mengenakan baju adat Madura dengan kopyah tinggi 'Beladeran' berukuran hingga 50cm. Meski sempat mengalami keterlambatan pendaftaran di hari pertama, Ricky mendapat kesempatan kedua untuk mendaftar pada tanggal 8 Agustus 2023. Warga Bulak Banteng ini bercerita, setelah berpartisipasi dalam perlombaan tersebut, dua hari kemudian Ricky mengambil undangan untuk hadir dalam upacara Penurunan Bendera. Pada kesempatan ini, Ricky memutuskan menggunakan baju adat Madura dengan koypah tingginya untuk mengingatkan pada lingkungan rumahnya yang berada di Bulak Banteng. Selain itu, Ricky ingin menunjukan budaya Madura, salah satunya Beladeran yang memiliki makna semakin tinggi derajat orang tersebut semakin tinggi juga kopyah yang dipakai. “Jadi, peci Beladeran ini punya tanda semakin tinggi derajatnya, maka semakin tinggi pecinya," jelas dia. Ricky tidak hanya senang, namun dia juga sangat berbahagia lantaran bisa melaksanakan upacara di Istana Merdeka. Hal tersebut sudah didambakan sejak tahun 2020 hingga akhirnya dapat kesempatan hadir pada tahun ini. Saat masih mengenakan almamater Untag Surabaya, Ricky sudah menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi luar kampus dan bekerja sejak tahun 2014. Banyak pengalaman pekerjaan yang sudah dilakukan mulai dari tukang sapu di daerah Surabaya barat hingga sekarang aktif bekerja di PDAM Surabaya. “Dari sebelum kuliah saya sudah jadi tukang sapu, kemudian kuliah punya banyak relasi yang bisa membuat saya sampai detik ini. Hinga kini, saya di PDAM Surabaya,” terang Ricky. Sebagai alumni Untag Surabaya, Ricky juga memberikan pesan kepada adik tingkatnya untuk ‘nekat’ ketika ingin melakukan sesuatu terutama hal yang positif. Karena menurut Ricky, sesuatu yang baik akan memiliki timbal balik baik juga. “Buat mahasiswa nekat aja ketika melakukan sesuatu. Kalau kalian ingin melakukan sesuatu, minta doa orang tua dan orang sekitar. Tidak perlu memikirkan biaya ganti bensin karena pasti nanti ada gantinya," tutup Ricky.(bin/ziz)

Sumber: