Soal Penutupan Pasar Hewan, Pemkab Ngawi Abaikan SE Menteri Pertanian

NGAWI, MEMORANDUM.CO.ID - Pemkab Ngawi menolak melaksanakan segera Surat Edaran (SE) Menteri Pertanian RI terkait penutupan pasar hewan menyusul tingginya angka kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) di wilayah. 

BACA JUGA:Komisi II DPRD Ngawi Dukung Anggaran Pengadaan Vaksin PMK Sapi

Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kabupaten Ngawi telah mengusulkan kepada Bupati Ngawi untuk menutup pasar hewan sesuai dengan SE Menteri Pertanian. Namun belum ada tindak lanjut. 

BACA JUGA:Kasus PMK, Pemkab Ngawi Tidak Tutup Pasar Hewan

Seperti disampaikan Plt Kabid Kesehatan Hewan DPP Ngawi Supriyadi. Bahwa sesuai dengan surat edaran Menteri Pertanian Nomor B-03/PK.320/M/01/2025 tertanggal 3 Januari 2025, agar menutup pasar hewan di wilayah Ngawi selama 14 hari kedepan. 

BACA JUGA: 10.000 Vaksin PMK di Ngawi Kedaluwarsa

Hal ini guna menutup rantai penularan PMK, karena disinyalir pasar hewan salah satu sumber penularan dari penyakit PMK. "Sebenarnya mulai tanggal 9 ini ada wacana ditutup," katanya. 

BACA JUGA:Cegah PMK, Petugas BBVet Ambil Sampel Darah Hewan Ternak

Dia menambahkan, untuk pasar hewan yang diwacanakan diusulkan penutupan yakni Pasar Karangjati, Jogorogo, Kendal, dan Paron. Namun demikian, dinas terkait tetap melakukan pemeriksaan hewan ternak yang akan masuk di pasar hewan Ngawi secara rutin dan apabila ditemukan kita suruh putar balik. 

BACA JUGA:Wabah PMK, Pemkab Ngawi Serukan Mitigasi Aktif

"Sesuai data per 8 Januari ada 707 ekor sapi terjangkit PMK di antaranya 83 ekor mati dan ratusan lainnya masih dilakukan identifikasi dan 195 ekor sapi dinyatakan sembuh," pungkasnya. 

BACA JUGA:Gara-gara Wabah PMK, Harga Sapi Turun

Sementara itu, Salim, pedagang sapi asal Desa Gerih, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi mengaku, jika dampak adanya wabah PMK saat ini kondisi pasar hewan di Ngawi mulai sepi. (aris/dika)

Sumber: