Wali Kota Sutiaji Ajak Lebih Bijak Songsong Era Society 5.0
Reporter:
Eko Yudiono|
Editor:
Eko Yudiono|
Jumat 28-07-2023,18:54 WIB
Malang, memorandum.co.id- Wali Kota Malang Drs H Sutiaji mendorong penguatan literasi digital pada generasi muda agar mampu memilih dan memilah informasi.
Itu disampaikan saat memerikan pengarahan kegiatan ‘Workshop Literasi Digital’ bertema ‘Solusi Menghadapi Era Society 5.0’, di Gedung MCC Kota Malang, Jumat (28/7). Kegiatan yang diikuti 100 peserta ini diinisiasi oleh Kementerian Kominfo RI yang bekerjasama dengan Lembaga Ta LIF Wan Nasyr Pengurus NU Kota Malang.
Wali Kota Sutiaji menyampaikan ciri society 5.0 sejatinya adalah tentang bijak dan cerdas.
"Di tengah tsunami informasi yang begitu deras, kita perlu waspada dan makin bijak dalam menyaring informasi guna menghindari hoax dan kejahatan digital,” ujarnya. Dikatakan bahwa penguatan literasi bukan hanya tugas Diskominfo, namun kewajiban semua elemen untuk turut mengedukasi lingkungan dan keluarga terdekat, sehingga perlu melakukan saring sebelum sharing informasi.
“Mengoptimalkan ruang digital sebagai ruang untuk membuka kesempatan mengembangkan diri, pengetahuan dan usaha sebagai bentuk aplikasi positif harus terus dilakukan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan umat manusia menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern, seperti AI dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia.
Konsep Society 5.0 sejatinya tidak berbeda jauh dengan konsep sebelumnya, yakni Society 4.0. Perbedaannya terletak pada konteks yang menjadi fokus. Di mana Society 4.0 fokus pada konteks pengembangan teknologinya, sedangkan Society 5.0 lebih fokus pada konteks manusia.
Untuk itu, dalam menghadapi era society 5.0 yang terpenting membudayakan literasi digital. Pada tahun 2018, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital.
Sementara, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada tahun yang sama menyebutkan literasi digital terdiri atas tiga elemen, yaitu pengetahuan, kompetensi, dan lokus personal.
Pengetahuan dan kompetensi artinya individu diharapkan memahami dan mengimplemntasikan konsep literasi digital, sedangkan lokus personal artinya kebutuhan literasi digital individu satu dan lainnya bisa saja berbeda.
Namun salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah masih adanya kesenjangan atas akses informasi melalui teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan, berusia lanjut, dan penyandang disabilitas. (hms/ari/ono)
Sumber: