Lebih Tenang

Lebih Tenang

Sebagai perempuan normal banyak yang menolak dipoligami. Alasannya karena dianggap perebut suami orang. Selain itu, menjadi  istri kedua dinilai sombong dan tak tahu diri. Seperti yang dirasakan Meggy Wulandari. Ia mengatakan, awalnya tak pernah tahu dan mau menjadi istri kedua. Nasi sudah jadi bubur, ternyata pernikahannya dengan Kiwil pada 2003 membawanya ke dalam poligami. "Ya menikah secara sah. (tahu pernikahannya poligami) itu mimpi buruk," kenang Meggy saat berbincang dengan detikcom, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu Meggy ingat dirinya masih berusia 22 tahun. Dia mengakui secara lahir dan batin tidak siap menerima kondisi sebagai istri kedua. "Otomatis saya saat itu masih muda banget, masih usia 22 tahun kalau nggak salah. Jadi pada saat itu juga tidak siap, lahir batin tidak siap, ego masih tinggi, childish banget, belum bisa berpikir dewasa juga. Otomatis, pada saat saya tahu suami saya sudah beristri saya tidak merasa (merebut suami orang)," cerita Meggy. Meggy menambahkan, banyak yang menudingnya sebagai perempuan tak tahu diri. Sebagai istri kedua saat itu Meggy tak merasa malu, sungkan, termasuk tak tahu batasan. "Kalau orang kan bilang 'Ih songong benget si nih perempuan. Jadi istri kedua tapi nggak tau diri.'. 'Oh, memang yang saya rasakan nggak tahu diri karena saya nggak merasa.'" ungkapnya. Setelah belasan tahun menjalani poligami, tiga tahun belakangan Meggy mulai bisa berdamai dengan diri sendiri. Dia pun jauh merasa lebih tenang menjalani kehidupan saat ini bersama tiga anaknya. Sekadar diketahui, Meggy Wulandari menikah dengan Kiwil sejak 2003. Tak pernah disangka oleh Meggy, ternyata dia menjadi istri kedua sang komedian. 17 tahun menjadi istri kedua, diakui Meggy tak seindah yang dipikirkan orang. Mengukur dari satu sampai sepuluh, kadar kebahagiaan Meggy menikah dengan Kiwil hanya mendapat nilai lima. "Lima ya. Bukan aku tidak bersyukur, aku juga nggak mau jadi muslimah yang kufur nikmat. Kalau ditanyakan juga ya nggak boleh kan berbohong. Karena kalau dikatakan bahagia, bahagia itu dalam poligami adalah bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang kita dapat aja," papar Meggy. (*/nov)

Sumber: